Matematika
sebagai ilmu simbol mengammbarkan bahwa dalam setiap ide langkah ataupun
sistematika berpikir disimbolkan dengan sesuatu. Simbol-simbol itu akan dimanai
sehingga memiliki makna bagi setiap orang yang mempelajarintya. Sebagaimana
yang sering saya ungkapan pada tulisan-tulisan terdahulu tentunya simbol-simbol
yang ada di bahasan matematika tentunya tersirat makan-makna dalam kehidupan.
Alloh menurunkan ilmu pengetahuan pada manusia tentunya untuk menunjukkan keagungaNya pada manususia. Tingga bagaimna kita sebagai manusia apakah mampu menangkapa nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam setiap disiplin ilmu yang kita pelajari.
Alloh menurunkan ilmu pengetahuan pada manusia tentunya untuk menunjukkan keagungaNya pada manususia. Tingga bagaimna kita sebagai manusia apakah mampu menangkapa nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam setiap disiplin ilmu yang kita pelajari.
Polinomial
merupakan pokok bahasan matematika. Polinomial yang dalam matematika disebut
dengan persamaan dengan suku banyak memiliki bentuk umum:
Dimana
n adalah bilangan bulat positif dan a0 , a1 , a2 , .., an analah konstanta. Derajat suatu polinomial
ditentukan oleh pangkat tertinggi dari persamaan polinomial. Suatu derajat
polinomial juga menunujukkan banyaknya akar persamaan atau disebut juga solusi dari
suatu persamann polinomial. Seperti contoh:
x2-x-6
=0 adalah suatu polinomial berderajat dua atau sering disebut dengan
persamaan kuadrat. Dari persamaan polinomial berderajat dua akan didapat dua
akar persamaan dengan jalan memfaktorkan yang merupakan sebuah solusi yaitu x=-2
dan x=3 yang apabila kita substitusikan kedalam sistem persamaan
polinomial maka persamaan tersebut akan berlaku. Untuk x=-2 , maka (-2)2+2-6=0
atau untuk x=3 maka (3)2-3-6=0.
Sehingga,
pada persamaan polinomial makin tinggi derajatnya maka makin bananyak faktor
yang menyusun persamaan tersebut dan makin banyak akar ataupun solusi dari
persamaan polinomial tersebut.
Yang
dapat kita ambil makna dari sisi positif sebuah persamaan polinomial adalah
dalam setiap persamaan memiliki akar yang merupakan sebuah “solusi” yang
apabila kita substitusikan kedalam sistim persamaan, maka persamaan tersebut
akan berlaku dengan jalan pemfaktoran. Ketika kita mencari sebuah solusi dam
permasalah hidup yang kita temui tentunya tidak serta-merta kita mengambil
keputusan. Akan tetapi, kita harus mampu memfaktorkan ataupun merefleksi didri
kita dari faktor-faktor penyebab terjadinya masalah. Makin banyak kita dapat
menganalisis masalah yang kita hadapi tentunya akan memperbanyak solusi dari
permasalahan yang akan kita selesaikan. Dan perlu diingat orang yang bekerja
dengan menggunakan akal fikirnya untuk menganalisis banyak faktor dalam
hidupnya hingga menemui banyak solusi dalam penyelesain suatu permasalahanmaka
makin tinggi derajatnya.
Tentunya,
derajat setiap orang akan ditentukan oleh keilmuan dan keimanan yang dimiliki
oleh setiap orang. Makin tinggi derajat, makin banyak faktor yang kehidupan
yang menyusun langkah kehidupannya, akan tetapi dengan ilmu dan keimanan yang
kita miliki maka ada banyak jalan untuk menuju suatu keridloan Alloh.
Oleh:
Samsul Maarif
Daftar
Pustaka
Spiegel,
Murray S., 1984. Matematika Dasar. Jakarta: Erlangga
Temukan tulisan terkait:
"Jembarnya hati ala geometri"
"Tanda tanya?"
"Menguak geometri dari sisi lain!! sebuah pemikiran..."
"Antara TUHAN dan MANUSIA (sebuah analisis sederhan..."
"Matematika Amal dan Dosa........"
"JUJUR DENGAN MATEMATIKA"
"Eksistensi dengan Mendefinisikan Diri (Mencontoh e..."
"Refleksi Ikhwal Limit"
"Jembarnya hati ala geometri"
"Tanda tanya?"
"Menguak geometri dari sisi lain!! sebuah pemikiran..."
"Antara TUHAN dan MANUSIA (sebuah analisis sederhan..."
"Matematika Amal dan Dosa........"
"JUJUR DENGAN MATEMATIKA"
"Eksistensi dengan Mendefinisikan Diri (Mencontoh e..."
"Refleksi Ikhwal Limit"
No comments:
Post a Comment
Mohon komentarnya....!