Friday, December 28, 2012

Mengapa harus ada matematika? Mengapa harus belajar matematika?



Matematika dipelajari di setiap jenjang pendidikan di Indonesia. Akan tetapi, masih merebak dalam benat masyarakat banyak bahwa matematika itu sangat rumit, sulit, dan membosankan. Bahkan, saat-saat ini tidak jarang siswa memandang mata pelajaran matematika yang sulit, membosankan, membuat stress karena banyaknya angka dan rumus-sumus, abstrak dan lain sebagainya.
Banyaknya gambaran negatif tersebut tentunya bukan efek dari ilmu matematika, tapi belum sepenuhnya masyarakat atupun siswa mempelajari matematika secara konprehensip dan esensial.

Akan tetapi terlepas dari pandangan negatif masyarakat awam tentang matematika, masih banyak juga pandangan masyarakat awam bahwa indikator tingkat kecerdasan siswa salah satunya adalah menguasai matematika. Sebagai contoh, ketika seorang anak mendapatkan nilai yang bagus pada mata pelajaran yang lain, tapi nilai matematikanya rendah tidak jarang orang memandangnya masih kurang kecerdasannya. Bahkan dalam sebuah tes-tes untuk emasuki dunia kerja tes psikologi salah satunya adalah tes matematika dasar. Artinya apa, bahwa matematika dijadikan tolak ukur untuk mengukur kemampuan seseorang.

Tidak jarang diantara kita yang sedang menggeleti ilmu, tanpa mengetahui hakekat dari ilmu yang kita pelajari. Akibatnya, tidak jarang kita memposikan diri kita seperti mesin yang siap mengerjakan apapun yang diperintah oleh operatornya. Kenapa seperti mesin? kita terkadang selalu menelan bulat-bulat dan menuruti saja apa yang ditugaskan oleh guru kita, tanpa menganalisis hakekat dari ilmu yang kita pelajari. Sehingga tidak jarang, terdapat pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh seorang anak kenapa sih ada matematika? buat apa sih matematika? apa sieh istimewanya matematika sampai-sampai dipelajari dari SD sampai tingkat perguruan tinggi? apa sie manfaatnya setelah kita memasuki dunia kerja? pertanyaan seperti itu muncul mungkin karena siswa tersebut sudah berada pada titik jenuh dalam mempelajari matematika (meskipun pada setiap pembelajaran tentunya informasi itu diberi tahu oleh seorang guru). Untuk menepis anggapan-anggapan negatif dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul tersebut tentunya pada pembelajaran matematika harus dilakukan secara komprehensif dengan memahami secara menyeluruh hakekat dan manfaat dari proses pembelajaran matematika.

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya pada masa-masa lalu dan mungkin juga sampai detik ini, tidak sedikit orang tua dan orang awam yang beranggapan bahwa matematika dapat digunakan untuk memprediksi keberhasilan seseorang. Menurut mereka, jika seorang siswa berhasil mempelajari matematika dengan baik maka ia diprediksi akan berhasil juga mempelajari mata pelajaran lain. Begitu juga sebaliknya, seorang anak yang kesulitan mempelajari matematika akan kesulitan juga mempelajari mata pelajaran lain. Peran penting matematika diakui Cockcroft (Shadiq, 2007) misalnya, yang menulis: “It would be very difficult – perhaps impossible – to live a normal life in very many parts of the world in the twentieth century without making use of mathematics of some kind.” Akan sangat sulit atau tidaklah mungkin bagi seseorang untuk hidup di bagian bumi ini pada abad ke-20 ini tanpa sedikitpun memanfaatkan matematika. Sehingga, kemajuan tekhnologi pada saat ini tidak lepas dari andilnya matematika.

Disamping itu, dalam matematika seseorang akan dapat menyalurkan idea tau gagasan dengan menalar. Hal tersebut yang menjadi bagian penting kenapa seseoran harus belajar matematika. Ide yang disampaikan harus dituliskan dengan bahasa yang dapat dimengerti sehingga dapat dijadikan sebuah pernyataan yang sudah jelas nilai kebenarannya. Dari pernyataan yang sudah dibuat perlu adanya penyelidikan analsis sehingga memang benar bahwa pernyataanya bernilai benar. Sehinngga menurut Kitcher (Fathani, 2009) matematika terdiri atas komponen-komponen: 1) bahasa (language) yang dijalankan oleh para matematikawan, 2) pernyataan (statement) yang digunakan oleh para matematikawan, 3) pertanyaa (question) penting yang hingga saat ini belum terpecahkan, 4) alasan (reasoning) yang digunakan untuk menjelaskan pertanyaan, dan 5) ide matematika itu sendiri dan bahkan secara luas matematika dipandang sebagai the science of pattern.

Hal tersebutlah yang menjadikan alasan kuat harus adanya pembelajaran matematika di setiap jenjang pendidikan yaitu untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan matematisnya bukan untuk menyelesaikan soal-soal ataupun permasalahan-permasalahan yang ada didalam matematika saja. Akan tetapi bagaimana siswa mengembangkan kemampuan berpikirnya untuk menyelesaikan masalah atematika, sehingga kedepannya ketika sudah terjun dalam masyarakat mereka dapat menggunakan nalarnya untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia kerjanya.
Untuk mengembangkan proses berpikitr matematis siswa sehingga siswa memahami matematis secara hakekatnya tentunya pembelajaran matematika harus diarahkan pada pembelajaran menemukan konsep-konsep matematika dengan  doing math melalui sebuah pembelajaran yang engedepankan pengembangan prinsip-prinsip sosial. Siswa mendiskusikan ide-ide matematika untuk memecahkan suatu masalah ataupun menyimpulkan suatu keumuman dari prisnsip-prinsip matematika. Dengan adanya interaksi sosial tersebut siswa dapat mengungkapkan ide matematikanya dengan teman yang lain sehingga budaya diskusi dalam pembelajaran makin meningkat.


Fathani, Abdul Halim. 2009. Matematika Hakikat & Logika. Depok: Arruz Media

No comments:

Post a Comment

Mohon komentarnya....!

Pendidikan

Analisis Data Statistik dengan SPSS


Tinggalkan Pesan dan Kesan Anda di Buku Tamu

Komentar Terbaru