Thursday, August 30, 2012
Tanda tanya?
Falsafah jawa mengatakan "becik ketitik olo ketoro"...mungkin ungkapan itu benar adanya. Banyak hal di negara ini dimana perbuatan nista jadi citra, perbuatan melenceng jadi keren, perbuatan jahat jadi terhormat, perbuatan menindas jadi hala yang membuat puas. Mungkin itu gambaran carut marut di bangsa yang kata orang elok bahasa, elok tingkah laku dan ramah pada hidup.
Adakah kesalahan dunia pendidikan dalam hal itu? kalau ada salahkan sistem pendidikan saat ini?
Pendidikan sebagai cikal bakal kawah candra dimuka perwujudan karakter bangsa mengalami masalah dalam hal ini. Pendidikan yang seyogyanya dapat menjadikan seorang manusia menjadi manusia yang benar benar seorang manusia saat ini mengalami penurunan dalam hal pendidikan sebagai wadah pembentukan karakter bangsa. pendidikan masa kini masih menitik beratkan hal-hal koqnitif yang berbau modern tekhnologi dan kebarat-baratan (orang bilang asal britis) akan tetapi nilai-nilai budaya yang sarat akan perwujudan karakter bangsa dengan pelan di tinggalkan. meskipun pemerintah gembar-gembor adanya pendidikan karakter sehingga diberbagai sistem kurikulum, pengajaran yang katanya harus ada kata "karakter".
Ada bebrapa hal yang mungkin dapat dilakukan untuk terwujudnya suatu pendidikan yang bisa menangani krisis moral di bangsa kita ini, diantaranya:
1.Guru dan Hati nurani
Seorang guru yang kata orang jawa menafsirkan "digugu dan ditiru" harus menjadi modal awal bagi setiap para calon guru. Mengajar berarti memberi ilmu dan mendidik artinya membri contoh tingkah laku yang bisa dituru oleh siswa atau murid-muridnya. hal itu bisa terwujud jika seorang guru melaksanakan tugasnya dari panggilan hati untuk membuat murid-muridnya menjadi no satu dalam tingkah laku dan pengetahuan koqnitif.
Masinh teringat dibenak saya dulu waktu masih duduk di bangku sekolah dasar dimana ada seorang guru yang dengan hati mengajar anak didiknya dengan penuh perhatian, menanamkan niali-nilai budaya yang ada dan tanpa pamrih mengajarkan anak muridnya menari tarian daera di rumahnya selepas pulang sekolah tanpa satu senpun dipungut biaya dan insentif tambahan dari pemerintah. Disela latihannya seorang gurupun bercerita tentang filosofi dari sebuah tarian, bagaimana tarian itu menngambarkan tokoh-tokoh pewayangan yang kesatria mamapu melawan segala kejahatan dengan kekuatannya dan tidak pandang bulu asalkan itu ada kata "Kebenaran".
Apakah masih ada di hari ini guru yang seperti itu?mungkin saja banyak guru yang mengajar dengan hati nurani.
2. Sekolah untuk Ilmu, Bukan sekolah untuk Ijazah.
Masih banyak orang tua yang menginginkan anaknya untuk jadi ini jadi itu pada anaknya. Bahkan tidak jarang memaksa anaknya untuk bersekolah dengan jurusan yang mereka inginkan dengan biaya yang mahal asalkan anaknya dapat gelar atau ijazah seperti orang tua harapkan. Ada pula yang rela mengeluarkan sejumlah uang untuk masuk keperguruan tinggi bergengsi agar nanti kalau lulus mudah mencari kerja. itukah tujuan sekolah?
Banyak hal yang bisa dipelajari dari sekolah dalam hal membentuk karakter bangsa. dengan bersekolah kita bisa menimb a ilmu dari berbagai macam pakar ilmu yang sedang kita pelajari dengan mengambil nilai-nilai pengetahuannya. dengan sekolah ppikiran kita bisa terbuka sehingga hal yang baik dan buruk kita bisa kita ketahui secara terang benderang. Dengan bersekolah kita bisa bersosialisasi satu sama lain sehingga nilai-nilai silaturahmi dapat berkembang. akan tetapi, masih banyak warga sekolah dalam hal ini pelajar hanya menjadikan tempat sekolah untuk berkumpul ala gaul-gaul anak jaman sekarang. Menghanbiskan waktunya untuk nongkrong dan bersendau gurau di waktu luang bahkan diwktu pelajaran. Maka dari itu jadikanlah sekolah sebagai sumber ilmu di setiap warga sekolah.
3. Keberanian penguasa branding terhadap budaya
Penguasa sebagai regulator dari pendidikan harus punya nyali untuk bangga terhadap karya anak bangsa. Keberanian itu mungkin bisa di implementasikan dalam bentuk penghargaan bagi setiap orang yang mau menuntut ilmu. Turunkan biaya pendididkan dan beri contoh kesederhanaan bagi rakyatnya.
Label:
Matematika Islam
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Mohon komentarnya....!