Friday, October 19, 2012

Refleksi Ikhwal Limit



Meluangkan waktu untuk berpikir merenenungkan sisi-sisi kehidupan adalah bagian dari kehidupan seseorang yang cinta akan kehidupannya. Dalam segala hal yang kita rasakan di alam dimana kita bisa menghelai nafas panjang dari bangun tidur sampai kita menuju alam mimpi akan ada banyak hal yang harus kita maknai. Penting kiranya kita dapat memaknai alam, lingkungan, hal-hal yang terjadi sebagai sarana menunjukkan rasa iman kita terhadap Alloh yang menciptakan segala hidup dan kehidupan.

Alloh memberikan manusia dengan segala disiplin ilmu pengetahuan. Dengan pengetahuan yang dimiliki manusia maka tatanan peradaban manusia menjadi lebih modern dengan segala kemajuan tekhnologinya. Akan tetapi, kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi sayangnya menjadikan manusia lupa akan fitrahnya yaitu menhambakan didinya kepada Tuhanya. Bahkan tidak jarang manusia yang dengan sadar menuhankan ilmu pengetahuan ataupun kemajuan tekhnologi. Sesekali kemajuan tekhnologi dijadikan indikator sebuah keberhasilan yang luar biasa dan selalu dijadikan yang terdepan tanpa memaknai nilai-nilai dari kemajuan tekhnologi tersebut.

Kita sebagaimanusia yang membidangi disiplin ilmu masing-masing hendaknya dapat menjadikan ilmu yang kita miliki untuk menyingkap keagungan dan kekuasaan Alloh. Apalgi sebagai seorang pendidik di bidang apapun yang akan berhadapan dengan siswa yang harus kita bentuk mindset menjadi siswa yang tau akan nilai-nilai yang datangnya dari Alloh. Seorang guru tidak hanya dapat dengan cakap mentransfer ilmu, akan tetapi bagaimana dengan ilmu yang akan diajarkan dapat menanamkan nilai-nilai luhur budaya, moral ataupun nilai-nilai agama. Seperti apa yang di katakan baginda Rosululloh SAW “Sampaikanlah walaupun satu ayat”.

Salah satu bidang ilmu yang dapat kita jadikan refleksi untuk dapat diambil nilai-nilai kehidupan adalah bidang ilmu matematika. Sering kita jumpai orang yang menganggap bahwa matematika cuman ilmunya orang yang suka berhitung dengan rumus-rumus yang membingkan karena keabsrakannya. Matematika juga sering dikenal dengan ilmu yang banyak simbol tanpa diikuti dengan makna dari simbol-simbol tersebut.

Untuk topik kali ini penulis mencoba mengangkat tentang konsep limit. Dalam sebuah perkuliahan, penulis menanyakan kepada mahasiswa dari beberapa kelas yang diajarkan oleh penulis. Adapun pertanyaanya sederhana:
“Dalam sebuah barisan bilangan asli yaitu 1, 2, 3, 4,  . . . . Barisana tersebut berhingga atau tak hingga?”
Dari pertanyaan tersebut hampir seluruh mahasiswa menjawabnya “tak berhingga”. Kemudian penulis melanjutkan kepertanyaan berikutnya.
Kemudian penulis bertanya pada mahasiswa “adakah di dunia ini yang tak berhingga?bukankah sifat tak hingga itu hanya sifatnya Alloh?” 

Mahasiswapun sedikit ketawa karena tidak terpikirkan oleh mereka. Kemudian penulis menjelaskan bahwa bahwa pada barisan bilangan asli akan berhingga sampai n atau 1,2,3,....,n. berapa nialai n nya? tergantung sampai mana kita mau akan tetapi manusia tidak mampu menjawabnya karena hanya Tuhan yang tau. Kemudian penulis menerangkan itu yang dinamakan konsep limit. bahwa barisan tersebut akan mendekati tak hingga. 

Makna apa yang dapat kita petik dari konsep di atas, bahwa kehidupan di dunia ini tidak lain dan tidak bukan dengan kata keabadian ataupun kekekalan karena kedua sifat tersebut hanya dimiliki oleh Tuhan. Pemikiran manusia hanya dapat mengagungkan sifat Tuhan dengan segala Ilmu yang dimilikinya. Dengan ilmu yang dimilikinya hendaknya kita dapat lebih mempertebal keimanan kita bukan malah sebaliknya kita makin jauh dari Tuhan karena merasa bahawa kita dapat menyelesaikan segala permasalahan kita dengan ilmu yang kita milki. Perlu diingat bahwa manusia adalah makhluk yang berdimensi, eksistensi setiap makhluk yang berdimensi akan terbatas. Pemikiran manusia hanya dapat mencapai sedikit dari bukti kekuasaan Alloh SWT.

No comments:

Post a Comment

Mohon komentarnya....!

Pendidikan

Analisis Data Statistik dengan SPSS


Tinggalkan Pesan dan Kesan Anda di Buku Tamu

Komentar Terbaru