Monday, December 17, 2012

Islamisai Ilmu dalam Matematika



Islamisai Ilmu dalam Matematika
Oleh: Samsul Maarif

Ismail Al-faruqi (Sambas, 2012) tokoh Islamisasi ilmu mengemukakan lima prinsip metodologi islam di bidang sains sebagai berikut:

1.   Prinsip Keesaan Alloh.  
 Dia adalah sang khalik, dialah pencipta dari segala macam disiplin ilmu yang ada di muka bumi ini.
Dialah Pencipta dan dengan perintahNya segala sesuatu peristiwa itu terjadi. Dialah sebab pertama dan terakahir dari detiap sesuatu.
2.  Prinsip kesatuan alam semesta
 Sebagai akibat logis dari keesaan Alloh, kita harus mempercayai kesatuan ciptaan-Nya. Alloh bukan hanya menciptakan kemudian mengundurkan diri, akan tetapi secara aktif mengatur dan mengontrol alam.
3.      Prinsip kesatuan, kebenaran, dan kesatuan pengetahuan
 Meski manusia memiliki kemampuan nalar, akan tetapi kemampuan itu terbatas dan mungkin melakukan kesalahanatau penyimpangan. Nalar bisa melakukan kritik, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap nalar orang lainn dan kritik itu merupakan mekanisme untuk memperbaiki kesalahan.
4.      Prinsip kesatuan hidup
 Manusia adalah makhluk yang mengemban amanah (kepercayaan Alloh) yakni bahwa kehidupannya ditujukan untuk mengabdi kepadaNya. Pengabdian kepada Alloh diwujudkan dengan melaksanakan kehendakNya.
5.      Prinsip kesatuan umat manusi
  Islam mengajarkan bahwa setiap orang adalah ciptaan Alloh SWT dan karena itu pada hakekatnya meraka itu sama dihadapan Alloh.

Apakah prinsip-prinsip itu ada di matematika?
Matematika sebagai ilmu yang berawal dari sebuah proses logika yang kemudian di wujudkan pada kesepakatan-kesepakatan tentunya memenuhi prinsip-prinsip tentang islamisasi ilmu.
Prinsip Keesaan Alloh
Ada beberapa prinsip-prinsip dalam matematika yang dapat dijadikan acuan untuk membuktikan keesaan Alloh dan membuktikan sifat-sifat Alloh. Seperti contoh: Untuk topik kali ini penulis mencoba mengangkat tentang konsep limit. Terdapat pertanyaanya sederhana:“Dalam sebuah barisan bilangan asli yaitu 1, 2, 3, 4,  . . . . Barisana tersebut berhingga atau tak hingga?”
Dari pertanyaan tersebut hampir banyak orang yang menganggap “tak berhingga”. Kemudian penulis melanjutkan kepertanyaan berikutnya. Akan tetapi kalu kita cermati lebih mendalam, bahwa pada barisan bilangan asli akan berhingga sampai n atau 1,2,3,....,n. berapa nialai n nya? tergantung sampai mana kita mau akan tetapi manusia tidak mampu menjawabnya karena hanya Tuhan yang tahu. bahwa barisan tersebut akan mendekati tak hingga. 

Makna apa yang dapat kita petik dari konsep di atas, bahwa kehidupan di dunia ini tidak lain dan tidak bukan dengan kata keabadian ataupun kekekalan karena kedua sifat tersebut hanya dimiliki oleh Tuhan. Pemikiran manusia hanya dapat mengagungkan sifat Tuhan dengan segala Ilmu yang dimilikinya. Dengan ilmu yang dimilikinya hendaknya kita dapat lebih mempertebal keimanan kita bukan malah sebaliknya kita makin jauh dari Tuhan karena merasa bahawa kita dapat menyelesaikan segala permasalahan kita dengan ilmu yang kita milki. Perlu diingat bahwa manusia adalah makhluk yang berdimensi, eksistensi setiap makhluk yang berdimensi akan terbatas. Pemikiran manusia hanya dapat mencapai sedikit dari bukti kekuasaan Alloh SWT. Dan yang memiliki kekuasaan yang tak terbatas tidak lain dan tidak bukan hanya Alloh SWT yang maha ESA.

Disamping itu, matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna yang merupakan simbol dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Simbol-simbol matematika bersifat “artifisial” yang artinya simbol akan memiliki makna setelah orang menyepakati suatu makna dari simbol tersebut. Sperti Simbol “1”  ini tidak memiliki arti apa-apa, akan tetapi setelah ada kesepakatan bahawa simbol bilangan “1” dimaknai sebauah nilai dari jumlah suatu benda maka orang akan memaknainya sebagai banyaknya adalah 1 yang menandakan keesaan Alloh.

Prinsip kesatuan alam semesta
Mathematics is the Quin and The Serve Of Science bahwa matematika merupakan ratunya ilmu sekaligus pelayan bagi ilmu-ilmu lain. Meskipun Matematika itu berdiri sendiri dan terlahir oleh proses filsafat dan logika tanpa ilmu lain akan tetapi matematika tetap pelayan bagi ilmu lain sehingga sering kita sebut dengan matematika terapan. Dalam hal ini matematika menjunjung tinggi kesatuan alam semesta untuk saling mendukung ilmu-ilmu lain untuk mengungkap rahasia-rahasia alam semesta sebagai simbol kekuasaan Alloh.

Prinsip kesatuan, kebenaran, dan kesatuan pengetahuan
Menurut (Julardi, 2010) Matematika sebagai ilmu pengetahuan dengan penalaran deduktif mengandalkan logika dalam meyakinkan akan kebenaran suatu pernyataan. Faktor intuisi dan pola berpikir induktif banyak berperan pada proses awal dalam merumuskan suatu konjektur (conjecture) yaitu dugaan awal dalam matematika. Proses penemuan dalam matematika dimulai dengan pencarian pola dan struktur, contoh kasus dan objek matematika lainnya. Selanjutnya, semua informasi dan fakta yang terkumpul secara individual ini dibangun suatu koherensi untuk kemudian disusun suatu konjektur. Setelah konjektur dapat dibuktikan kebenarannya atau ketidakbenaranya maka selanjutnya ia menjadi suatu teorema. Tentunya dalam matematika sendiri banyak hal-hal untuk membuktikan suatu kebenaran tentang sunnatullih atau kejadian-kejadian yang ada di dunia ini.
Sebagai contoh, coba kita cermati manakah yang lebih besar antara 1/2 dengan 1/3…yang pastinya 1/2 lah yang lebih besar…. coba perhatikan lagi…1/3 dg 1/4 mana yang labih besar? 1/4 dg 1/5 , 1/5 dg 1/6 dst……yang pastinya bilangan sebelah kiri akan lebih besar…..kenapa bisa begitu? ya…..makin besar nilai dari sebuah penyebut (denominator) maka bilangan itu akan semakin kecil (bilangan pecahan) hingga pada akhirnya semakin besar pembagi (dalam artian tak hingga) maka 1/tak hingga = 0 Konsep itu memiliki makna jika 1 = Alloh (Al-ahad) yang diposisikan sebagai bilangan yang dibagikan (bahwa Alloh itu pemberi rahmat dan hidayah), dan tak hingga= manusia sebagai abdi Alloh. Tak hingga menandakan sifat manusia yang berlaku sombong, angkuh dan merasa dirinya paling besar dengan segala kekuasaan dan kepintarannya. Jika manusia berlaku hal demikian maka dimata Alloh harganya “0″ (1/tak hinnga = 0).
tapi sebaliknya kalau kita kaji…… coba anda cermati: 1/(1/2) dengan 1/(1/3) lebih besar mana? yang pastinya bilangan sebelah kanan akan lebih besar…. ya….semakin kecil nilai pembagi maka nilai sebuah pecahan akan menjadi lebih besar hingga pada akhiranya: 1/0 = tak terdefinisi, apa artinya? kembali lagi dari konsep sebelumnya…. jika seseorang merasa tak punya daya dan upaya di hadapan Alloh, selalu berserah diri pada Alloh yang dalam hal ini dilambangkan dengan “0″ maka insya Alloh akan bernilai tak ternilai di hadapan Alloh…… dalam hal ini yang ingin saya tekankan adalah betapapun berkuasanya kiat, sepintar apapun kita dan sekaya apapun kita itu semua tidak lepas dari kekuasaan Alloh ( la haula walaquwwata illa billahil “aliyyil “adzimmm)…. marilah kita bersama-sama berlomba untuk MENGENOLKAN diri dihadapan Alloh………….
Prinsip kesatuan hidup
Sering kita dengar bahwa alam semesta ini berjalan sesuai dengan sunnatulloh ataupun hukum-hukum Alloh. Dalam matematika sendiri banyak hukum-hukum yang kia sebut dengan postulat, teorema, lemma corollary yang harus dipatuhi dan bersifat mengikat dan memaksa. Apabila tidak maka akan menyalahi aturan-aturan sehingga kesimpulan akan salah. Sehingga, dalam menjalani hidup aturan-aturan Alloh harus kita laksanakan sebagai upaya simbol kepatuhan kita pada yang Maha memberi kehidupan di alam jagad raya ini.

Disamping itu, tentunya aturan-aturan itu juga harus kita maknai sebagai upaya pendekatan diri kita kepaada Alloh. Seperti contoh terdapat aturan Alloh bahawa kita sebagai manusia harus berperilaku jujur, dalam konsep matematika itu sendiri prinsip kejujuran dapat kita liat pada konsep perkalian:
+ * + = +, mengandung makna "jika ada suatu kebenaran dan kita katakan benar maka kita
adalah golongan orang2 yang benar"
+ * - = - , mengandung makna "jika ada sebuah kebenaran dan kita mengatakannya slah maka kita merupakan golongan orang yang salah"
- * + = - , apa artinya " sesuatu yang salah kita katakan benar kitapun menjadi orang yang sala"
- * - = +, mengandung arti " sesuatu yang salah kita katakan salah maka insya Alloh kita termasuk golongan orang2 yang berjalan di atas kebenaran"

Artinya "yang Hak harus kita katakan hak...dan yang batil harus kita katakan batil"
 Mungkin begitu sedikit arti matematika tentang kehidupan. yang ingin saya tekankan disini bahwa ternyata matematika juga mengajarkan konsep "KEJUJURAN" dalam artian yang hak harus kita katakan hak dan yang batil juga harus kita katakan batil sehingga kita termasuk golongan orang2 yang menyeru pada kebenaran.

Prinsip kesatuan umat manusi.
Kesatuan umat diibaratkan adanya persamaan-persamaan dalah hal membangun ummat. Dalam matematika sebuah Persamaan akan muncul ketika terdapat sebuah solusi sehingga ketika dimasukan ke dalam sebuah sistem persamaan tersebut. sebagai contoh 2x = 10, x=5 adalah solusi dari sebuah persamaan diatas. Bagaimana ketika terdapat dua buah persamaan yang berbeda. Maka dalam matematika dikenal dengan prinsip “Eliminasi” ataupun “Substitusi”. Dalam hal ini perbedaan-berbedaan hanya dapat disatukan dengan cara mengeliminasi keegoisan pada diri kita masing-masing dan saling melengkapi kekurangan satu sama lain. Dengan mengambil hikmah dari prinsip eliminasi dan substitusi tentunya persatuan dan kesatuan umat islam akan lebih kokoh dengan meninggalakan suku, ras golongan akan tetapi tetap saling mendukung dan saling mengisi demi kejayaan ummat islam.

Daftar Pustaka

Wiradisuria, Sambas. 2011. The Road to Happiness. Depok: PT. Khanza Mimbar Plus.
Hernadi, Julan. 2008. Metode Pembuktian Matematika. UNSRI: Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, No. 1, Januari 2008
http://rumah-matematika.blogspot.com/2008/08/bahasa-matematika.html

1 comment:

  1. subhanallah,,,
    maanfaat banget pa,
    mengaitkan matematika dengan islam,

    ReplyDelete

Mohon komentarnya....!

Pendidikan

Analisis Data Statistik dengan SPSS


Tinggalkan Pesan dan Kesan Anda di Buku Tamu

Komentar Terbaru