Tuesday, December 18, 2012

Bagaimana Mengelola Galau (Stres) Akibat Beban Kuliah Pada Mahasiswa



Bagaimana Mengelola Galau (Stres) Akibat Beban Kuliah Pada Mahasiswa

Galau itu kata anak jaman sekarang ketika dirundung oleh masalah dan akibat dari kegalaunnya tak urung membuat seseorang malas untuk berbuat sesuatu, selalu kepikiran, susah makan, hingga pada menurunnya kesehatan badan.
Itu sekelumit berbincangan dari para orang yang katanya pernah mengalami kegalauan. Kegalauan sendiri cenderung diidentikan pada stres akibat tekanan adanya masalah (stressor) yang dihadapi oleh setiap orang dan tak lain tidak bukan dapat juga merasuk pada mahasiswa yang salah satu akibatnya adanya beban perkuliahan yang sangat amat berat. 

Sudah menjadi budaya dikalangan dunia kampus bahwa seorang mahasiswa di tuntut kemandiriannya dalam belajar. Bagaimana tugas-tugas perkuliahan dapat terselesaikan dengan baik tentunya menjadi misi utama bagi seorang mahasiswa. Oleh sebab itu perlu trik-trik jitu untuk mengelola stres dalam belajar sehingga hal positif yang muncul bukan sebaliknya sesuatu yang negatif. 

Tidak jarang ada mahasiswa yang mengalami ketakutan yang mendalam dalam menghadapi semua tugas kuliah sehingga karena rasa takut yang berlebihan malahan fikiran tidak jernih untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Akan tetapi tidak sedikit pula mahasiswa yang menghadapi dengan biasa-biasa saja (santai). Bahkan karena kesanytainnya tugaspun urung untuk dikerjakan.  Kedua hal tersebut kesemuanya adalah imbas dari stres yang negatif, sehingga bagaimna kita bisa mengelola stres yang baik itu yang perlu dikembangkan bagi setiap mahasiswa. 

Pengertian Stres 

Maria Etty (2004) mengungkapkan stres adalah reaksi manusia baik fisik maupun psikologis terhadap stressor ( sumber stres ), dimana reaksi tersebut merupakan upaya penyesuaian terhadap gangguan keseimbangan diri. Tuntutan yang diberikan dosen mau tidak mau, suka atau tidak suka mahasiswa harus menjalankannya sebagai kewjiban menjalankan tugas dari dosen. Apalagi kalau tugas tersebut sangat menentukan sebagai bahan nilai akhir. Ketika tuntutan yang dihadapi mahasiswa tidak seimbang dengan kemampuan untuk menghadapi tuntutan tersebut biasanya mahasiswa akan bereakasi secara fisik (misalkan: telapak tangannya berkeringat dan kepala akan merasa pusing) dan psikologis ( misalkan: konsentrasi berkurang ). Reaksi fisik dan psikologis tersebut adalah upaya seorang untuk beradaptasi dengan sebuah tuntutan sehingga akan tercapai keseimbangan diri siswa. 
Stres sendiri bisa berpengaruh positif atau negatif bagi setiap orang, dan seberapa tingkat stres pada setiap orang dalam menghadapi masalah tentunya berbeda. Hans sely ( Ed Boenisch) membedakan stres menjadi dua yaitu stres yang merusak (distress) dan stres yang menguntungkan (eustress). Stres yang merusak dapat mengakibatkan mahsiswa merasa tidak berdaya, kecewa dan dapat mengakibatkan kerusakan fisik dan psikologis. Sedangkan jenis stres yang menguntungkan dapat memberi rasa keberhasilan, kepuasan dan kebermaknaan. Siswa akan lebih termotivasi untuk belajar jika stres yang dialami termasuk dalam stres yang menguntungkan.

Bagaimana Mengelola Stres Belajar?

Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan berbagai konsekuensi yang timbul akibat stres tugas belajar pada mahasiswa, maka perlu kiranya suatu upaya mengelola stres bagi mahasiswa. Tujuan dari mengelola stres belajar pada intinya adalah untuk merubah intensitas stres yang berlebihan akan berkurang sampai pada batas normal. Tingkat stres belajar yang normal akan mendorong mahasiswa kembali berkonsentrasi untuk belajar dan pada akhirnya memperoleh hasil belajar matematika yang memuaskan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi mahasiswa dalam menghadapi stres akibat beban perkuliahan:

1.      Mengembangkan pemikiran rasional

Menurut Poespoprodjo (1989) Pemikiran rasional adalah suatu penjelasan yang menunjukkan kaitan atau hubungan antara dua hal atau lebih, yang atas dasar alas an-alasan tertentu dan langkah-langkah tertentu sampai pada suatu kesimpulan. Dalam hal mengelola stres pemikiran rasional dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengembangkan proses analisis sebagai upaya pencapaian alternatif pemecahan masalah dalam belajar. Dengan begitu banyaknya beban - beban perkuliahan, tentunya kemampuan analisis dalam setiap situasi perlu dikembangkan sehingga dapat mengidentifikasi mana hal yang prioritas diselesaikan.

Tentunya pemikiran rasional juga harus diikuti dengan kesabaran. Kesabaran akan menjadikan kita lebih jernih dalam menghadapi sesuatu. Dengan kesabaran pula menjadikan kita selalu berpikir positif. Masalah akan terasa nikmat jika disandingkan dengan rasa sabar.

2.      Rileksasi

Tak ubahnya dengan mesin otak manusia juga perlu rileks untuk mengendorkan syaraf-syaraf otak sehingga ketegangan yang terjadi bisa teratasi. Rileksasi sendiri dapat kita lakukan dengan hal-hal yang kita senangi misalkan: bermain musik, nonton film, mendengarkan musik dan lain sebagainya. Akan tetapi, jangan jadikan rilkeksasi sebagai ajang bermalas-malasan. 

Rileksasi yang paling efektif adalah dengan mendekatkan diri pada Alloh. Sedangkan Ari ginanjar (2004) berpendapat kita perlu relaksasi dengan melakukan shalat, mendengarkan sura hati yang acap kali meberikan bisiskn-bisikan Ilahiah, menyabutnay dengaan kejernihan pikiran sehingga kita akan menjadi peka kembali. Tidak jarang siswa mau menyedikan sedikit waktu untuk memberikan kesempatan itu, akibatnya hati menjadi tuli, dan tak lagi mampu belajar untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah dengan hati serta pikiran yang jernih. Umumnya siswa merasa emosi ketika tidak sanggup lagi mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru sehingga emosi nsiswa meledak hingga sampai titik jenuh, barulah ketika itu siswa menyadari kesalahan tersebut dengan perasaan sesal. Namun, pada hari berikutnya kesalahan untuk tidak memberikan ruang relaksasi bagi hati itu akan kembali diulang.

3.      Mewujudkan rasa percaya diri

Merupakan salah satu faktor yang paling utama yang akan menentukan sukses tidakanya seorang mahasiswa adalah apa yang kita sebut percaya diri. Seseorang meskipun tergolong sangat cerdas akan tetapi jika percaya dirinya rendah, bukan mustahil akan bisa memperoleh hasil yang buruk dengan apa yang dikerjakannya. Pada saat yang sama seseorang dengan tingkat kecerdasan rata-rata tetapi percaya dirinya sangat tinggi akan mampu meraih kesuksesan besar. 

Teringat pada film “Three Idiot” dimana si raju rastogi yang memiliki sifat penakut mengalami depresi yang kuat akibat ketakutan menghadapi seluruh beban perkuliahan. Padah si raju rastogi adalah anak yang cerdas sebelumnya. Akan tetapi, karena rasa percaya diri tidak ada makan yang timbul adalah rasa ketakutan yang berlebihan. Berbanding terbalik dengn Rancho yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi diapun bisa menggapai nomor satu. Itu sedikit gambaran bagaimana pentingnya rasa percaya diri bagi setiap orang khususnya bagi para mahasiswa. Apalagi mahasiswa di tuntut untuk mempresentasikan karyanya di dedepan perkuliahan.

Thurstan (2005) berpendapat percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimiliki dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai tujuan dalam hidupnya. Adapun ciri orang yang percaya diri adalah: selalu bereaksi positip menghadapi berbagai masalah, optimis terhadap hasil pekerjaan, mempunyai potensi dan kemampuan yang memadai, selalu bersikap tenang dalam mengerjakan sesuatu. Hal tersebut yang seyogyanya harus dimiliki oleh setiap mahasiswa.

4.      Mengelola waktu dengan tepat

Jadwal kegiatan yang padat dapat menyebabkan stress bila mahasiswa tidak dapat mengaturnya dengan tepat. Dan hal ini mengajarkan pada mahasiswa betapa penting mengelola waktu dengan tepat. Menurut jane marie (2007) untuk mengelola waktu belajar, siswa diharapkan melakukan hal-hal sebagai berikut: mengatur waktu yang seimbang antara kegiatan belajar dengan bermain ataupun kegiatan lain yang berhubungan dengan aktivitas diluar kampus, sesi belajar harus tetap di bawah satu jam dari waktu yang ada dan pastikan jam tidur cukup antara 7 sampai 8 jam perhari.
Dalam mengatur waktu belajar tidak perlu lama yang terpenting adalah intensitasnya yang diperbanyak. Luangkan waktu 10 menit untuk menengok buku-buku yang perlu kita baca untuk menambah wawasan tentang perkuliahan.

Demikian beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengatasi kegalauan (stres) dalam menghadapi beban perkuliahan. Semoga mennjadi wawasan sehingga kita lebih baik lagi dalam mengelola stres yang terjadi dalam diri kita.

“MESKIPUN GALAU HATI HARUS TETAP GEMBIRA”

Samsul Maarif


Daftar Pustaka

Maria Etty, Mengelola Emosi, 2004, Jakarta: PT. Gramedia
Ed Boenisch dan C.Michele Hanay,The Stress Owners Manual, 2005, Jakarta, PT.Grasindo
Poespoprodjo, 1989, Logika Ilmu Menalar, Bandung: Remanja Karya
Albana, Jane Marie, Sulit Belajar?Langkah Praktis Mengatasi Stres Belajar Pada Anak Anda, 2007
Hakim, Thurstan, 2005, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, Jakarta: Puspa Swara
Ary, Ginanjar, 2006, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual, Jakarta: Penerbit Arga

No comments:

Post a Comment

Mohon komentarnya....!

Pendidikan

Analisis Data Statistik dengan SPSS


Tinggalkan Pesan dan Kesan Anda di Buku Tamu

Komentar Terbaru