Friday, December 21, 2012

Ketika Seorang Santri Belajar Matematika



Ketika Seorang Santri Belajar Matematika

Santri dalam perumpamaan jawa adalah seseorang yang sedang menuntut ilmu di sebuah pondok pesantren untuk menggali ilmu agama. Akan tetapi, dalam pondok pesantren juga tidak melarang para santrinya untuk menggali ilmu umum ataupun bersekolah di sekolah umum sesuai dengan tingkat pendidikan yang ditempuh oleh seorang santri.
Bahkan, di era saat ini banyak pondok pesantren yang menyelenggarakan pula kurikulum pendidikan seperti di sekolah pada umumnya dengan tanpa meninggalkan materi-materi agama yang biasanya dinamakan pondok pesantren modern. Berbeda dengan pondok pesantren modern, pondok pesantren salaf  hanya menyelenggarakan pendidikan agama dan untuk pendidikan umumnya para santri mengikutinya di sekolah-sekolah sekitar pondok pesantren.

Layaknya siswa yang sedang bersekolah di sekolah umum faisal yang seorang santri juga mendapatkan materi pelajaran matematika.  Waktu itu setelah menjalankan sholat subuh yang kemudian dilanjutkan dengan mengaji kitab faisalpun bergegas bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Faisal yang saat itu nyantri di Pondok Pesantren Salaf Al-Hikmah di salah satu desa di Jawa Tengah. Dengan berjalan kaki faisalpun berjalan kaki ke sekolah yaitu di sebuah SMP Negri. Faisal ini sangat amat menyukai mata pelajaran matematika bukan karena bisa menghitung, bukan pula karena bisa menhafal semua rumus matematika tapi faisal suka matematika karena keunikannya. 

Menurut faisal yang saat itu baru saja masuk sebagai siswa kelas IA, belajar matematika koq sama yah dengan belajar ilmu alat (Ilmu tentang tata bahasa arab). Dalam matematika terdapat banyak rumus dan ia samakan dengan Nadlom (aturan-aturan pada ilmu alat yang di tuliskan dalam bentuk lirik) yang memang harus di hafal oleh setiap santri yang lagi belajar ilmu alat. Dari situlah faisal sangat amat menyenangi matematika.

Pukul 7.30 belpun berbunyi faisalpun bergegas untuk masuk kelas. Waktu itu mata pelajaran pada jam pertama matematika, seperti biasanya faisal langsung duduk di bangku paling depan. Tak berapa lama bu Siti Rofiah datang. Beliau adalah guru matematika untuk kelas 1. Setelah berdoa sebelum belajar bu Siti pun menyampaikan materi yang akan di dipelajari pada hari ini yaitu tentang Bilangan Bulat dan Operasi Bilangan Bulat.

Bu Siti memulai memperkenalkan macam-macam bilangan dari bulat yang ada didalamnya bilangan bulat negatif, bilangan nol dan bilangan bulat positif. Pada saat bu siti menerangkan tentang bilangan positif yaitu bilangan yang dimulai dari 1, 2, 3, 4, . . .adalah bilangan asli. faisalpun mengajukan pertanyaan pada bu siti.

Faisal: “bu apakah rukun islam, rukun iman itu bilangan asli juga bu?”

Bu Siti: “Kenapa kamu bertanya seperti itu?”

Faisal: “Iya kan rukun islam itu ada 5, rukun iman ada 6, 5 dan 6 kan bilangan..iya kan bu?”

Bu Siti: Sambil sedikit tersenyum bu sitipun menjawabnya. “iyah faisal 5 dan 6 adalah sebuah simbol bilangan asli yang menunjukkan banyaknya rukun islam ada 5 dan banyaknya rukun iman ada 6, 5 dan 6 itu simbol bilangan yang menunjukkan banyaknya rukun ilsam dan rukun iman jadi bukan rukun islam ataupun rukun iman yang disebut bilangan”

Faisal: “Hmmmmmm.....tapi di rukun islam kan ada yang ke-1, 2, 3, 4, 5...apakah di bilangan 5 itu diadalamnya ada bilangan 1, 2, 3, dan 4 bu?”

Bu Siti: sambil berpikir sejanak.”Bukan diadalam bilang 5 ada bilangan 1, 2, 3, dan 4 tapi itu adalah urutan untuk membilang sesuatu yang menunjukkan jumlah dimulai dari urutan terkecil di mulai dari 1, 2, 3, 4, dan seterusnya sampai bilangan yang kita bilang terakhir faisal”
Faisal: “Hmmmm.......”. (agak sedikit bingung)

Bu siti: “Jadi gini faisal urutan rukun islam itu dimulai dari 1. Membaca dua kalimat sahadat, 2. Menjalankan Sholat, 3. Mengeluarkan zakat, 4. Puasa di bulan ramadhan dan 5. Menjalankan haji bagi yang mampu. nah kalo di situ simbol 1, 2, 3, 4, 5 kita sebut dengan angka atau nomor”
Faisal: “Owhhh...emang beda ya bu”?

Bu Siti: “Kata nomor biasanya dipake untuk menunjukkan satu atau lebih angka yang melambangkan sebuah bilangan bulat dalam suatu barisan bilangan-bilangan bulat yang berurutan. Misalnya seperti contoh tadi faisal dalam rukun islam. Contoh lain faisal “nomor 5” menunjukkan salah satu posisi urutan “angka 5” dalam barisan bilangan-bilangan 1, 2, 3, 4, 5, 6, . . . . Sedangkan dalam barisan bilangan 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, dan setrusnya “nomor 5” menunjukkan posisi urutan untuk angka 10. Jadi, kata nomor sangat erat kaitannya dengan urutan, sedangkan bilangan menunjukkan banyaknya rukun islam itu 5 jadi menunjukkan bilangan, paham faisal..?”

Faisal: “paham bu jadi pada rukun islam “membaca dua kalimat sahadat itu” menunjukkan no.1 yang artinya itu merupakan urutan pertama. Sedangkan Menjalankan ibadah haji merupakan urutan ke 5 dari rukun islam”

Bu Siti: “iya beanr...” (sambil tersenyum)

Faisal: “pantesan kata pak kyai rukun islam tidak boleh di tukar-tukar bu urutannya karena itu sudah ketentuan Alloh bu urutannya”

Semua siswa: tertawa...

Bu siti: “Iyah memang kalau dicermati dalam Al-Quran bahsa di dalam alquran mengisyaratkan juga pada bahasa matematis seperti contoh tadi tentang urutan rukun islam. Dab hal itu terus berlangsung sampai saat ini. dan tugas kita sebagai manusia untuk mengungkapnya”

Sejak saat itu faisal makin kagum dengan matematika ternyata belajar matematika tidak hanya belajar angka-angka ataupun simbol-simbol saja akan tetapi bisa belajar lebih mendalam tentang konsep-konsep yang ada di Alqur’an.........


No comments:

Post a Comment

Mohon komentarnya....!

Pendidikan

Analisis Data Statistik dengan SPSS


Tinggalkan Pesan dan Kesan Anda di Buku Tamu

Komentar Terbaru