Saturday, December 22, 2012

Andaikan Politisi Menggunaan Prinsip Matematika



Banyaknya politikus yang tersandung kasus korupsi di negri ini menandakan bahwa panggung politik bukan hanya di jadikan sebagai ajang perebutan kekuasaan saja. Akan tetapi, panggung politik juga dijadikan sebagai alat untuk melancarkan kepentingan individu ataupun memperkaya diri.
Dunia politik sekarang juga jauh dari kepentingan rakyat. Ironi dengan kondisi masyarakat saat ini, para birokrat ataupun penguasa malahan sibuk pencitraan dengan segala hingar bingar duniawi.  

Baru-baru ini juga kita dihebohkan dengan adanya kasus perkawinan kilat dari seorang penguasa yang notabennya seorang politisi dari salah satu partai besar di negri ini. Berdalih ayat-ayat alquran sang penguasa ini melakukan pembelaan-pembelaan. Bukan masalah sesuai atau tidak dengan nilai agama, tetapi etika seongar penguasa ataupun pemimpin harus memberikan contoh yang baik bagi rakyatnya. Hal ini menambah catatan kelam bagi politisi negri ini yang tersandung kasus karena wanita.

Tak beda jauh dengan pengusa sebuah daerah di negri ini itu, seorang mentri yang secara struktural pangkatnya lebih tinggi pun tersandung kasus yang amat sangat mencoreng citra bangsa ini. Tapi, bukan karena wanita tapi karena harta. Seorang mentri di salah satu kementrian menjadi tersangka kasus korupi oleh KPK. Lagi-lagi yang tersangkut kasus  adalah seorang politisi dari partai besar di negri ini. Dengan segala kekuatan sang politisi menyongsong kekuasaan, setelah berkuasa menggunakan kekuasaanya untuk meraup kepentingan sendiri. Apa yang salah dengan politisi negri ini?

Menjadi seorang politisi harus pintar itu syaranya. Pintar adu argumentasi, pintar berdiplomasi, pintar menjaga citra dan lain sebagainya. Dan tidak jarang para oknum politisi negri ini adalah orang-orang terbaik dari sebuah universitas. Artinya, para politisi adalah orang-orang yang memiliki akal dan logika yang baik. Akan tetapi, kenapa mereka tidak mampu menggunakan logikanya untuk bekerja dengan akal dan dengan nilai-nilai tauladan yang mungkin siudah dipelajari saat mahasiswa dulu. Kenapa seorang politisi yang dulu saat menjadi mahasiswa dengan penuh idealismenya membela kepentingan rakyat. Tapim, setelah duduk di parlemen bungkam seribu bahasa. 

Pada tulisan ini mencoba untuk mengaitkan prinsip-prinsip yang ada di matematika yang mungkin bisa diterapkan oleh seorang politisi. Tentunya politisi yang dimaksud bukan seperti politisi yang di contohkan di atas tapi politisi yang berjuang dengan kekuasaanya untuk memjukan degara, mengutamakan kepentingan rakyat, dan menjadikan momen kekuasaan sebagai salah satu lahan ibadah. Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip matematika yang mungkin bisa menjadi renungan bagi para politisi:

1.      Prisnsip Kejujuran, Cermat dan Sederhana

Matematika yang jamak orang menyebutnya ilmu hitung adalah ilmu yang berkaitan dengan proses hitung menghitung. Dalam proses perhitungan untuk menentukan hasil dari jawaban menggunakan teorema ataupun defisnisi dibutuhkan sikap ketelitian, kecermatan dan ketepatan. Setelah didapatkan hasilnya tentu kita memerlukan proses pengecekan dari langkah-langkah yang telah kita lakukan. Apakah langkah-langkah tersebut sudah sesuai dengan teorema atau tidak. Jangan sampai langkah yang kita buat melenceng dari teorema sehingga tentunya jawaban akan salah. Oleh sebab itu, perlu ketelitian dan kecermatan.

Dalam matematika juga terdapat prisndip kejujuran. Dimana ketika kita melakukan proses dalam matematika dan tidak sesuai dengan prinsip tau teorema-teorema yang ada tentunya pekerjaan kita akan salah. Dan seseorang tidak dapat mengelak itu ataupun berkilah dengan dasar diluar matematika untuk membenarkan hasil pekerjaan yang salah tadi. Sebaliknya, seseorang tidak dapat menyalahkan sebuah definisi atau teorema yang sudah terbukti kebenarannya untuk mencapai tujuan dari perhitungan yang diinginkan oleh seseorang. Seperti contoh:
Jika dalam matematika sudah menyepakati bahwa -2 x 4 = -12, tentunya tidak boleh membenarkan -2 x 4 = 12. Dengan dalih apapun seseorang tidak dapat membantah itu karena tujuannya adalah menghasilkan 12.

Disamping itu, dalam matematika juga mengajarkan prinsip kesederhanaan yang artinya seefektif mungkin menggunakan langkah-langkah untuk menuju pada hasil yang benar. Kita sering dengan adanya perhitungan cepat. Tentunya dalam perhitungan cepat tidak mengabaikan langkah-langkah atau prinsip sesuai dengan teorema. Tapi, tentunya ketika seseorang yang sudah faham dapat melangkah lebih jauh dari setiap langkah itu yang terpenting tidak menyalahi aturan yang ada dalam matematika. Seperti contoh:
Dalam opersai bilangan 25 x 25 = . . .?
Ada orang yang menjawabnya dengan langkah:
        25
        25  x
      125
      50     +
      625
Akan tetapi bagi seseorang yang sudah mengetahui sifaf-sifat perkalian bilangan 5 langsung menjawabnya:
25 x 25 = (2x3) 25 = 625
Jawaban yang kedua lebih tepat dan lebih hemat waktu akan tetapi perlu mengetahui sifat dan prinsip matematika.

Yang dapat kita ambil hikmahnya bahwa seorang politisi harus memulai karirnya dengan kejujuran. Jujur untuk mengabdikan diri pada bangsa tidak ada kepentingan lain kecuali buat kepentingan rakyat. Meskipun pada saat ini orang sering menganalogikan jujur itu pahit rasanya. Disamping itu menjadi seorang politisi juga harus teliti dalam menganalisa pa yang dimaukan rakyatnya yang kemudian secara cermat dianalisis sehingga menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi rakyatnya. 

Sikap bermewah-mewahan yang mungkin saat ini kecenderuanga ada pada diri seorang politisi harus dibuang jauh-jauh dari benak politisi. Karena apa, ketepatan itu ada pada kesederhanaan, kebenaran itu ada pada kesederhanaan dan setiap langkah yang hemat ataupun sederhana akan menuju pada ketepatan melangkah dan ada pembenaran pada setiap tujuan akhir langkahnya.

2.      Prinsip Konsisten dan Sistematis Terhadap Aturan

Matematika adalah ilmu yang didasarkan pada kesepakatan-kesepakatan yang sistematis dan dari kesepakatan itu seseorang yang bekerja dengan matematika harus mentaatinya. Sebagai contoh kalau dalam matematika jumlah sudut dalam segitiga = 1800 dalam geometri euclid. Tentunya kita harus mentaatinya untuk membuktikan kebenaran selanjutnya. Kita tidak boleh menabrak kesepakatan itu kalau tidak mau dibilang salah.

Aturan-aturan dalam matematika itu tersusun rapi secara sistematis mulai dari defini ataupun kebenaran pangkal yang tidak perlu pembuktian karena sudah terbukti kebenarannya. Kemudian adanya teorema yang merujuk pada sebuah definisi harus dibuktikan kebenarannya. Teorema akan menimbulkan sebuah akibat yang disebut Lemma ataupu Corollary.
Tidak hanya itu pada bagian-bagian  matematika juga sudah tersusun rapih secara sistematis seperti contoh pada konsep bilangan: bilangan kompleks didalamnya terdapat bilangan real dan imajiner. Dalam bilangan real ada bilangan rasional dan irrasional. Didalam bilangan rasional terdapat bilang bulat dan pecahan. Dari contoh tersebut matematika sangat sistematis dan harus ditaati dalam proses pengerjannya

Menjadi seorang pemimpin harus berpegang pada kebenaran dari aturan yang sistematis dan konsisten menjalankannya. Amanah yang diberikan oleh rakyat harus dijalankan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh rakyat. Konsistensi itu harus selalu ada pada konsisi apapun.

3.      Prinsip Keadilan

Dalam matematika terdapat prinsip keadilan dalam hal sebuah persamaan. Seperti contoh:
2x + 5 = 15,  tentukan nilai x! (solusi dari persamaan)
untuk mencari solusi dari persamaan tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
      2x + 5 = 15
2x + 5 – 5 = 15 – 5
            2x = 10
            2x = 10
             2       2
              x = 5
Kalau kita lihat operasi pada ruas kiri harus sama dengan ruas kanan. Jadi dalam pengerjaanya terdapat prisnsip keadilan dalam matematika.

Begitu pula menjadi seorang pemimpin harus mampu bersikap adail. Seorang politisi yang berkuasa harus mampu mempertahankan prinsip keadilan dalam setiap kebijakannya. Jangan sampai demi kepentingan pribadinya rakyat yang dikorbankan. Keadilan akan muncul dengan adanya persamaan dalam solusi atau yang kita sebut dengan kebijakan yang dikeluarkian. Kebijakan yang tepat bukan kebijakan yang membuat sistem persamaan menjadi tidak berlaku akan tetapi sebaliknya sebuah kebijakan akan mampu ,membuat sistem persamaan menjadi berlaku.

4.      Prinsip Tanggung Jawab

Dalam matematika ada yang dinamakan proses pembuktian baik secara induktif ataupun deduktif. Dalam proses pembuktian terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan dan semuanya itu didasarkan pada kebenaran dan alasan yang kuat. Seperti contoh: untuk membuktikan Luas Daerah Segitiga = ½ * alas * tinggi kita memerlukan langkah-langkah yang terkait misalkan salah satunya dengan menggunkan teorema phytagoras yang sudah dibuktikan kebenarannya. Jadi, untuk membuktikan lluas daerah segitiga tersebut dalam langkahnya kita memilih menggunakan teorema phytagoras karena alasan yang kuat yaitu sudah terbukti kebenarannya dan terkait dengan prinsip-prinsip segitiga.

Politisi yang bertanggung jawab tidak akan berpaling dengan apa yang dilakukannya. Jika langkah yang telah diambil sudah dianggap salah tentunya seorang politisi yg sedang berkuasa harus mempertanggung jawabkannya mmeskipun harus mengundurkan diri dari jabatan yang sedang dilakoninya. Jangan sebaliknya, selalu berkilah dengan pembelaan0pembelaan yang mengesankan lari dari masalah. Seorang pemimpin akan berdiri paling depan apabila ada bawahan yang melakukan kesalahan, sebagai upaya mempertanggung jawabkan kinerjanya.

Demikian sedikit dari prinsip-prinsip yang ada di dalam matematika yang mungkin apabila diterapkan pada seorang politisi untuk mencapai kekuasaan akan menjadi pemimpin yang amanah. Dari pemimpin yang amanah tentunya apa yang dicita-citakan oleh rakyatnya dapat tercapai dan tentunya dapat dipertanggung jawabkkan pula di hadapa Alloh SWT.

Daftar Pustaka
Fathani, Abdul Halim. 2009. Matematika Hakikat & Logika. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

 oleh: Samsul Maarif

No comments:

Post a Comment

Mohon komentarnya....!

Pendidikan

Analisis Data Statistik dengan SPSS


Tinggalkan Pesan dan Kesan Anda di Buku Tamu

Komentar Terbaru