Berikut adalah beberapa contoh eksplorasi Cabri Geomtry dalam pembelajaran
geometri siswa SMP:
1.
Menggunakan
Cabri Geometry Untuk Mengembangkan Logika Pembuktian
Salah satu aturan dalam pembelajaran
geometri di kelas adalah bagaimana siswa mengungkapkan bukti dengan adanya
fakta-fakta. Sebuah bukti akan diterima secara logis apabila sesuai dengan definisi,
aksioma dan teorema sebebelunya.
Menurut Mariotti (1997) Untuk membantu siswa memahami logika pengembangan bukti menggunakan ide-ide yang dimiliki olehh siswa diperlukan sebuah media yang dapat menggambarkan situasi dari sebuah teorema. Dibawah ini adalah contoh pebuktian dari sebuah teorema yang kemudian di konstruksi dengan menggunakan Cabri Geometry dan siswa kemudian menentukan nilai kebenaran darisebuah teorema tersebut.
Menurut Mariotti (1997) Untuk membantu siswa memahami logika pengembangan bukti menggunakan ide-ide yang dimiliki olehh siswa diperlukan sebuah media yang dapat menggambarkan situasi dari sebuah teorema. Dibawah ini adalah contoh pebuktian dari sebuah teorema yang kemudian di konstruksi dengan menggunakan Cabri Geometry dan siswa kemudian menentukan nilai kebenaran darisebuah teorema tersebut.
No.
|
Pernyataan
|
Pembenaran (jastifikasi)
|
Konstruksi di Cabri dan
terkait langkah-langkah dalam bukti |
1
|
A, B dan C adalah titik-titik yang
tidak segaris (non coliner)
|
Diberikan
|
Gambarkan
titik-titik A, B dan C yang tidak dalam satu garis (1)
|
2
|
Garis yang melalui titik A dan B
ada
|
Postulat garis
|
Gambarkan
Garis yang melalui titik A dan B
(2)
|
3
|
segmen AB ada
|
Definisi segmen garis
|
Gambarkan
segmen AB (3)
|
4
|
Jika M adalah titik tengah segmen
AB
|
Teorema titik tengah
|
Temukan
titik tengah M pada segmen AB (4)
|
5
|
Garis yang melalui titik C dan M
ada
|
Postulat garis
|
Gambarkan
Garis yang melalui titik C dan M
(5)
|
6
|
CM = r, r>0
|
Postulat jarak
|
|
7
|
Misalkan 0 dan r dari
masing-masing titik C dan M
|
Postulat tempat kedudukan dan
kuasa titik
|
Menggunakan
busur, lingkaran dan pemindahan ukuran (perlu menemukan panjang CM langsung
atau tidak langsung) (6)
|
8
|
Misalkan D terletak pada CM
sehingga yang koordinat D adalah 2r. |
Postulat kuasa titik
|
Gambar
titik D pada CM (8)
|
9
|
0 < r < 2r
|
Sifat bilangan real
|
Pastikan bahwa M adalah titik
tengah dari CD.
(10, 12) |
10
|
C-M-D
|
Teorem antara pertama
|
|
11
|
CM = r – 0 = r,
DM
=
2r – r = r.
|
Postulat kuasa titik
|
|
12
|
CM
= DM.
|
Sifat Transitif
|
|
13
|
M adalah titik tengah segmen CM
|
Definisi titik tengah
|
|
14
|
Segmen AB dan CD membagi dua satu
sama lain
|
Definisi pembagian
|
Langkah-langkah
pembelajarannya:
Contoh: Pada
postulat pertama siswa diberikan tiga buah titik A, B, dan C.
Dari gambar terlihat bahwa titik A, B
dan C tidak segaris. Kemudian Siswa dapat membuktikan bahwa garis yang melalui
titik A dan B ada.
Dengan
mengkonstriksi garis tersebut siswa telah membuktikan postulat dari sebuah
garis yaitu : Dua buah titik hanya dapat
ditarik sebuah garis lurus. Selain itu, siswa juga dapat membenarkan bahwa
segmen AB itu ada yaitu erletak pada garis l
dan seterusnya sesuai dengan apa yang ada di dalam tabel.
Kemudian, setelah sebmua siswa melakukan konstruksi yang sama di Cabri Geometry, siswa diminta untuk membandingkan langkah-langkah
konstruksi dengan pernyataan dan pembenaran bukti,
yang memimpin mereka untuk menyertakan
nomor langkah bukti (diberikan
dalam
kurung) setelah
setiap kalimat dan yang
membantu mereka memahami hubungan antara bukti
dan konstruksi.
2.
Menggunakan Cabri untuk membantu siswa
mengembangkan ide untuk bukti
Untuk
mengembangkan ide siswa dalam pembuktian yaitu dengan menggunakan masalah
terbuka. Interaksi siswa dengan Cabri
Geometry terjadi diamana setiap informasi yang dibutuhkan oleh siswa sudah
tersedia dalam gambar yang dikinstruksi dalam Cabri Geometry.
Contoh:
Setelah siswa mempelajari segitiga sama kaki siswa dihadapkan pada masalah
sebagai berikut: “Diketahui segitiga sama kaki ABC diman AC = BC. Titik P
terletak pada sisi AB. Permasalahannya: dimana tepatnya letak titik P sehingga
jarak P terhadap AC sama dengan jarak titik P ke BC.
Tentunya
terlebih dahulu di suruh untuk mengkonstruksi segitiga sama kaki. yaitu dengan cara
membuat segmen AB dengan perintah tombol Segment
=> buat garis sumbu segmen AB dengan tombol Perpendicular Bisector => letakan titik C pada garis sumbu
tersebut => buatlah segitiga ABC dengan tombol Triangle.
Letakan
titik P pada sisi AB dengan tombol Point
on Object => Buat garis tegak lurus AC melalui P dan garis tegak lurus
AC melalui P dengan tombol Perpendiculer
Line => Dengan tombol Distance and
Lengt tentiukan jarak P ke AC dan P ke BC=> kemudian jumlahkan kedua
jarak tersebut dengan tombol Calculate
Geser
titik P kekanan dan kekiri biarlah siswa menyimpulkan sendiri. (Tentunya
jawbanya adalah jumlah keduanya akan selalu sama).
Setelah
siswa dapat menyimpulkan eksplorasi tersebuat biarlah mereka melakukan
eksplorasi dengan pembuktin menggunakan aksioma atau postulat yang ada.
Tentunya jawaban yang kita inginkan dari siswa adalah sebagi berikut:
Dari
gambar cabri permasalah di atas buatlah garis sejajar dengan salah satu garis
tinggi tersebut deng tombol Parralel
Line.
Dari gamabar diatas segitiga BPQ kongruen
dengan segitiga BPE sehingga PE (jarak P ke BC) = BG. Dari konsep kesejajaran
DP (jarak P ke AC) = FG, sehingga PE + DP = FG + BG = FB (Selalu sama dimanapun
titik P berada).
3.
Menggunakan
Cabri untuk membantu siswa memahami hubungan ketergantungan antara sifat
Pada
kegiatan ini Ssiswa diminta mengeksplorasi masalah terbuka kemudian mengenali sifat yang digunakan
dalam konstruksi mereka yang sesuai dengan hipotesis "nyata" yang mereka duga dan karenanya jaminan sifat ditemukan.
Selanjutnya siswa diminta diminta untuk meninjau proses konstruksi, menjelaskan
prosedur mereka, kami membantu
mereka
menangkap semua kondisi dalam masalah
terbuka,
menyadari apakah mereka memiliki
dikenakan sifat
tambahan atau pembatasan, dan memahami ketergantungan hubungan terlibat dan, oleh karena itu, logika di balik pernyataan dari bentuk jika ...
kemudian ...
Seperti contoh: terdapat pernyataan "Dalam
sebuah segiempat, jika diagonalnya membagi diagonal lainnya, maka segiempat merupakan jajar genjang
".
Siswa disuruh membuat dua buah garis
yang tegak lurus dengan tombol line =>
Perpendicular bisector => buat lingkaran dengan pusat pada perpotongan
garis tersebut dan jari2 pada masing-masing garis deng tombol Circle => tentukan titik potong masing-masing lingkaran dengan
masing-masing garis dengan tombol intersection
point => buat segmen dari titik potong tersebut dengan tombol Segment => Hitung jarak dari titik
potong garis yang tegak lurus dengan masing-masing titik potong lingkaran
dengan masing-masing garis dengan tombol Distence
and Lengt
Bangun geometri yang terbentuk
adalah sebuah jajaran genjang sehingga dapat disimpulkan “Dalam sebuah segiempat, jika diagonalnya
membagi diagonal
lainnya, maka segiempat merupakan jajar genjang”
Daftar Pustaka
Laborde, C.:
2000, 'Dynamic geometry environments as a source of rich learning contexts for
the complex activity of proving ', Educational Studies in Mathematics 44,
151 - 161.
Mariotti, M.A.:
2000, 'Introduction to proof: the mediation of a dynamic software environment
', Educational Studies in Mathematics 44, 25 - 53.
Mariotti, M.A.: 2006,
‘Proof and Proving in Mathematics Education’, in A. Gutiérrez and P. Boero
(eds.), Handbook of research on the psychology of mathematics education, Sense
Publishers, Rotterdam, The Netherlands, pp. 173-204.
Radford, L.:
1994, 'La enseñanza de la demostración: Aspectos teóricos y prácticos', Educación
Matemática, 6, 3, 21-51.
No comments:
Post a Comment
Mohon komentarnya....!