Friday, June 10, 2011

Belajar Geometri Dengan Cabri Geometri

PEMBELAJARAN BERBASIS ICT

A. Pentingnya ICT dalam pembelajaran

Perubahan menuju kemajuan yang dialami oleh suatu bangsa amat ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Kita bisa mengambil contoh mudah dari apa yang dialami bangsa Jepang ketika mereka bangkit dari keterpurukan akibat perang dunia II. Jepang kini bisa kembali berjaya dan menjadi raksasa Industri yang sangat diperhitungkan
oleh dunia karena keberhasilan pemerintahnya dalam mengelola pendidikan. Pendidikan berkualitas dengan sokongan dana yang memadai telah menjadikan Jepang sebagaimana kita lihat dewasa ini.

Walaupun terlambat, kesadaran akan pentingnya mengedepankan pengelolaan pendidikan yang berkualitas sebagaimana di Jepang kini juga sudah mulai bisa kita rasakan di sini. Selain melakukan pembaharuan dan perombakan kurikulum secara kontinyu, pemerintah juga sudah mengupayakan pemenuhan anggaran pendidikan sebesar 20% dari total RAPBN sesuai amanah UUD 1945. Seiring dengan upaya tersebut, DPR RI juga sudah mensyahkan RUU nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-undang ini di antaranya mengatur bagaimana sertifikasi guru dan dosen profesional di laksanakan. Terlepas dari pro dan kontra yang terjadi di lapangan, ide besar dari disyahkannya RUU tersebut adalah pendidikan di Indonesia akan mengalami lonjakan kualitas jika para guru dan dosennya sejahtera, kompeten, dan profesional.

Seiring berkembangnya teknologi sekarang ini, komputer tidak hanya digunakan untuk menghitung dan mengetik saja, dengan berkembangnya software – software baru untuk mendukung multimedia, kini guru dapat mengajar dengan menggunakan alat peraga multimedia. Dengan demikian pembelajaran berbasis ICT sangat penting untuk di terpkan di lingkungan sekolah, mengingat besarnya manfaat yang di dapat. Maka sudah menjadi suatu kebutuhan yang sangat mendesak bagi pemerintah danlembaga untuk mengadakan pelatihan, terutama bagi para guru sehingga dapat memiliki kemampuan – kemampuan dalam merancang multimedia interaktif untuk mengemas berbagai materi – materi pembelajaran.

Apa dan bagaimana menjadi guru profesional yang memenuhi tuntutan jaman? Agar guru menjadi profesional yang sesuai dengan era global dan digital ini hendaknya ia kurang lebih memiliki Sembilan Kriteria Guru Profesional sebagai berikut:
1. Mahir pada core competency-nya
2. Mengerti dan memahami kurikulum beserta aplikasi dan pengembangannya
3. Menguasai pedagogik secara teoritis dan praktis beserta pengembangannya
4. Menjadi pendengar yang baik dan emphatic
5. Menguasai public speaking, terampil memotivasi dan menginspirasi
6. Menjadi pembaca yang efektif dan broad minded
7. Biasa melakukan research dan penulisan
8. Bisa mengaplikasikan ICT based learning
9. Menguasai bahasa internasional

Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilaksanakan setiap hari, merupakan kehidupan dari suatu kelas, dimana guru dan siswa saling terkait dalam pelaksanaan kegiatan yang telah direncanakan oleh guru. Keberhasilan kegiatan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru, karena guru merupakan pengelola tunggal di dalam kelas. Oleh karena itu bila siswa kurang bisa menunjukkan keterampilan dalam suatu mata pelajaran, maka tuduhan kekurang berhasilan juga tertuju pada guru.
Bruner (Suherman, 2001) menyatakan bahwa siswa dalam belajar konsep matematik melalui 3 tahap yaitu tahap enactive, ekonik dan simbolik. Tahap enactive yaitu tahap belajar memanipulasi benda atau obyek kongkrit, tahap ekonic yaitu tahap belajar dengan menggunakan gambar, dan tahap simbolik yaitu tahap belajar matematika merupakan proses membangun konstruksi konsep-konsep dan prinsip-prinsip, tidak sekedar penggerojokan yang terkesan pasif dan statis, namun belajar itu harus aktif dan dinamis.

Sejalan dengan hal tersebut di atas tidak dapat dipungkiri bahwa dalam proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun masih ada aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pembelajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.

Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Selain membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.

Komputer telah dirasakan manfaatnya di berbagai sektor kehidupan. Dalam sektor pendidikan misalnya, pemanfaatan komputer sudah berkembang tidak hanya sebagai alat yang hanya dipergunakan untuk urusan keadministrasian saja, melainkan juga sangat dimungkinkan untuk digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pemilihan media pembelajaran. Sebagai contoh adanya komputer multimedia yang mana mampu menampilkan gambar maupun tulisan yang diam dan bergerak serta bersuara sudah saatnya untuk dijadikan sebagai salah satu alternatif pilihan media pembelajaran yang efektif. Hal semacam ini perlu ditanggapi secara positif oleh para guru sehingga komputer dapat menjadi salah satu alat yang membantunya dalam pengembangan pembelajaran.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas maka dapatlah ditarik suatu kesimpulan bahwa dalam belajar matematika pengalaman belajar siswa sangatlah penting, pengalaman tersebut akan membentuk pemahaman apabila ditunjang dengan alat bantu belajar, agar pemahaman matematika tersebut menjadi kongkrit. Dengan demikian alat bantu belajar atau biasa disebut dengan media akan berfungsi dengan baik apabila media tersebut dapat memberikan pengalaman yang bermakna, mengaktifkan dan menyenangkan siswa.

Prinsip umum penggunaan teknologi, dalam hal ini ICT, adalah sebagai berikut:
1. Efektif dan efisien. Penggunaan ICT harus memperhatikan manfaat dari teknologi ini dalam hal mengefektifkan belajar, meliputi pemerolehan ilmu, kemudahan dan keterjangkauan, baik waktu maupun biaya. Dengan demikian, penggunaan ICT yang justru membebani akan berakibat tidak berjalannya pembelajaran secara efektif dan efisien.
2. Optimal. Dengan menggunakan ICT, paling tidak pembelajaran menjadi bernilai “lebih” daripada tanpa menggunakannya. Nilai lebih yang diberikan ICT adalah keluasan cakupan, kekinian (up to date), kemodernan dan keterbukaan.
3. Menarik. Artinya dalam prinsip ini, pembelajaran di kelas akan lebih menarik dan memancing keingintahuan yang lebih. Pembelajaran yang tidak menarik dan memancing keingintahuan yang lebih akan berjalan membosankan dan kontra produktif untuk pembelajaran.
4. Merangsang daya kreatifitas berpikir pelajar.

B. Cabri Geometri II Plus

Cabri geometri II plus adalah sebuah software yang bisa digunakan secara interaktif untuk pemelajaran geometri dan bisa digunakan oleh guru maupun siswa (cabrilog). Beberapa hal yang dapat digunakan oleh cabri geometri II plus adalah mengkonstruksi gambar sama seperti apa yang bisa dilakukan oleh penggaris, pensil, jangka, dan lain-lain sehingga hasilnya bisa lebih akurat, dapat dimanipulasi dengan mudah hanya dengan mengklik tool yang ada aplikasi, selain itu gambar dapat selalu di update kapan saja. Sistem operasi yang dapat digunakan untuk menggunakan software ini adalah sistem operasi yang berbasis windows, diantaranya windows 98, 98SE, ME, 2000, dan XP. Cabri geometri II pus tersedia dalambeberapa versi bahasa diantaranya, Inggris, Jerman, Prancis, Spanyol, Belanda, Italia, Portugis, Jepang, Cina, Norwegia dan beberapa bahasa asing lainnya. Beberapa situs internet menyediakan program ini secara gratis untuk di-download. 

Beberapa keunggulan yang dimiliki oleh cabri geometri II plus dibandingkan dengan software-software sejenis dan versi sebelumnya adalah:
1. Antar muka (interface) yang lebih mudah dipahami dan digunakan (user friendly) dan lebih sederhana. Cabri geometri II plus memiliki tampilan yang mirip dengan software office yang dikeluarkan Microsoft, dimana terdapat menu terdapat struktur antar muka seperti file, edit, options, window, help dan lain-lain. Pada toolbar disediakan alat untuk membuat dan memodifikasi diagram seperti titik, garis, lingkaran, kurva, titik tengah dan sebagainya. Selain itu pada cabri geometri II plus terdapat beberapa kumpulan pointers yang bisa dipilih sesuai kebutuhan.
2. Icon-icon yang lebih baik dan jelas sehinga mudah untuk digunakan dan jumlah warna bertambah menjadi 36 jenis warna dasar
3. Perangkat tambahan disediakan untuk memberikan nama padasetiap objek dengan jenis dan ukuran font yang lengkap, selainitu angka dan equations dapat disisipkan diantara teks dan lembar kerja.
4. Mampu menambahkan gambar pada titik, segmen, segitiga dan segiempat. Jenis-jenis gambar yang bisa disisipkan berformat, BMP, JPG dan GIF.
5. Beberapa garis sketsa pembentuk gambar dihilangkan sehinggagambar yang dibuat lebih jelas.
6. Pemotongan bagian gambar lebih baik dari versi sebelumnya.
7. Gambar bisa diimpor dari dan ke file lain yang sejenis.



DAFTAR PUSTAKA

Haryanto, Edy. (2008). Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai Media Pembelajaran

Anonim, Cabrilog, http://www.cabri.com/v2/pages/en/products_cg2p. php

Hudoyo, Herman & Sutawidjaya, (1996/1997), Matematika, Depdikbud, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Karim, Muchtar, (2000), Komponen-komponen Kurikulum MIPA Perguruan Tinggi Menghadapi Sertifikasi dan Standarisasi Global (Sebuah Refleksi dari Semiloka Nasional Perancangan Kurikulum

Moore, Gary. Why SAE, http://www.cals.nscu.edu/agexed/sae/ppt1/ ssld012.htm

Ruseffendi, E.T, (1991), Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika, Bandung, Tarsito.

No comments:

Post a Comment

Mohon komentarnya....!

Pendidikan

Analisis Data Statistik dengan SPSS


Tinggalkan Pesan dan Kesan Anda di Buku Tamu

Komentar Terbaru