Identifikasi
Temuan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Oleh:
Samsul Maarif
PTK sendiri
dimaksudgan agar guru mampu mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam kelas
pembelajaran sehingga guru mampu meramu tindakan-tidakan yang harus dilakukan
permasalahan yang sudah teridentifikasi sehingga pembelajaran akan lebih
efektif dan efisien. Salah satu indikator guru professional adalah seorang guru
mampu mengembangkan pemikirannya untuk meningkatkan proses pembelajaran. Oleh karenanya
guru dituntut untuk mampu mengembangkan pembelajaran melalui Penelitian
Tindakan Kelas.
Pertanyaan mendasar bagi seorang guru adalah
bagaimana memulai PTK? Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, seorang guru
harus miliki adalah perasaan tidak puas terhadap praktik pembelajaran yang
selama ini guru lakukan dan mengidentifikasi temuan yang ada saat pembelajaran.
Meskipun sebenarnya terdapat banyak hambatan yang guru alami dalam pengelolaan
proses pembelajaran, mungkin agak sulit
bagi seorang untuk memunculkan pertanyaan seperti di atas.
Sehingga, agar seorang guru dapat menerapkan PTK
sebagai upaya untuk memperbaiki dan/atau
meningkatkan layanan pembelajaran secara lebih profesional, guru dituntut untuk
berani mengatakan secara jujur khususnya kepada diri sendiri mengenai sisi-sisi
lemah yang masih terdapat dalam implementasi program pembelajaran yang guru
lakukan. Dengan kata lain, Seorang guru harus mampu merefleksi, merenung. serta
berpikir balik, mengenai apa saja yang telah dilakukan dalam proses
pembelajaran dalam rangka mengidentifikasikan sisi-sisi lemah yang mungkin ada.
Dalam proses perenungan itu, terbuka peluang bagi guru untuk menemukan
kelemahan-kelemahan praktik pembelajaran yang selama ini mungkin Anda lakukan
secara tanpa guru sadari. Oleh karena itu, untuk memanfaatkan secara maksimal
potensi PTK bagi perbaikan proses pembelajaran, guru perlu memulainya sedini
mungkin begitu merasakan adanya
persoalan-persoalan dalam proses pembelajaran.
Jadi, permasalahan yang diangkat dalam PTK harus
benar-benar merupakan masalah-masalah ataupun temuan-temuan yang ada dalam
proses pembelajaran yang kemudian hendaknya guru hayati sebagai temuan yang harus dipecahkan solusi dalam
praktik pembelajaran, bukan permasalahan yang disarankan, apalagi ditentukan
oleh pihak luar termasuk oleh kepala sekolah yang menjadi mitra. Permasalahan
tersebut dapat berangkat (bersumber) dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum,
interaksi pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
Dalam mengidentifikasi temuan-temuan dalam proses
pembelajaran ada beberapa hal yang dapat dijadikan acuan dalam mengidentifikasi
temuan, diantaranya:
1. Siswa
Dalam proses pembelajaran matematika sikap siswa
harus menjadi perhatian bagi seorang guru. Sikap terhadap matematika akan
memunculkan motivasi jika guru dapat menciptakan matematika sebagai sesuatu
yang positif. Sudahkah siswa berminat untuk mempelajari matematika sudah
tertanam? tentunya perlu mengidentifikasi dengan indikatornya temuan-temuan
sikap siswa pada saat pembelajaran.
Kelas yang heterogen juga dapat memunculkan
temuan-temuan saat pembelajaran berlangsung. Tentunya dalam menghadapi
temuan-temuan sikap siswa guru harus mencatat, mengidentifikasi, menganalisis
dan selanjutnya memberikan tindakan apa yang efektif untuk menangani sikap
negatif siswa dalam pembelajaran. Yang esemuanya itu dapat dituangkan dalam
PTK.
2. Model Pembelajaran
Pemilihan model pembelajaran adalah tepat atau
tidaknya sebuah model pembelajaran terhadap materi yang disajikan bukan bagus
atau tidaknya suatu metode pembelajaran. Langkah awal dalam menentukan
temuan-temuan terkait dengan model pembelajaran adalah terlebih dahulu guru
mencoba menggunakan satu model yang belum pernah kita gunakan , kemudian kita
mengidentifikasi temuan-temuan terkait keefektian sebuah moden sebagi
temuan-temuan yang akan kita jadikan permasalahan.
Dari temuan-temuan yang sudah didapat seorang guru
dapat membandingkan kekurangan ataupun kelebihan dari sebuah model pembelajara
n yang kemudian dapat dijadikan acuan sebagai tindakan dengan menggunakan model
yang lebih efektif dalam PTK.
3. Materi yang
Diajarkan
Kerumitan dan sifat abstrak matematika perlu
perlakuan khusus supaya materi yang abstrak dan rumit dapat tersampaikan secara
baik dan benar oleh siswa. Hal tersebut perlu adanya analisis materi sebelum
guru melakukan proses pembelajaran. Tujuannya adalah supaya guru mengetahui karakteristik
dari materi matematika yang akan diajarkan sehingga dapat mendisain sebuah
pembelajaran yang cocok dengan materi tersebut.
Disamping itu, guru juga harus sebisa mungkin
membuat antisipasi didaktik dan pedagogik
dengan mengidentifikasi prediksi respon siswa terhadap materi yang akan
kita sajikan. Sehingga, guru sudah memiliki pilihan-pilihan jawaban untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan muncul di kelas.
Kesesuain prediksi respon siswa dengan kondisi real
saat pembelajaran dapat dijadikan sebuah temuan yang perlu diungkap lebih
mendalam dengan melakukan tindakan yang dituangkan pada PTK.
Gambar di ambil dari: http://makingcoachingwork.wikispaces.com/Action+Research+Project
No comments:
Post a Comment
Mohon komentarnya....!