Apa Saja yang Berbeda dari Segitiga?
Oleh:
Samsul Maarif
Pada
pembelajaran konsep segitiga di tingkat sekolah pada umumnya hanya menyoroti
sifat dan karakteristik segitiga ditinjau dari kesamaan-kesamaan unsur segitiga
untuk membangun suatu teorema seperti pada konsep kekongruenan dan konsep
kesebangunan dua buah segitiga. Penulis menganggap konsep segitiga yang melibatkan
perbedaan sunsur-unsur segitiga kurang dibahas secara khusus dalam pembelajaran
konsep segitiga di sekolah.
Penulis
telah melakukan kajian sederhana terhadap kurikulum dan bahan ajar untuk materi
segitiga tentang perbedaan unsure suatu segitiga hanya ditumakn pada konsep
syarat cukup untuk mengkonstruksi segitiga yaitu suatu segitiga dapat
dikonstruksi jika panjang satu sisi kurang dari jumlah panjang sisi yang
lainnya.
Itupun terkadang terjadi kesalahan konsep, sebagai contoh: ketika penulis dalam berbagai kesempatan pelatihan guru-guru SD ataupun pelatihan terhadap mahasiswa calon guru, penulis mengajukan sebuah pertanyaan “Andaikan disediakan suatu lidi panjangnya 13 cm dan 10 cm, dapatkah kita membuat suatu segitiga jika diberikan sebuah lidi yang lain dengan panjang 2 cm?”. Hampir setiap peserta pelatihan menjawab dapat dibentuk suatu segitiga karena menganggap bahwa 2 cm < (13+10) cm. Penulis beranggapan bahwa beberapa peserta hanya berpikiran bahwa syarat cukup terbentuknya suatu segitiga secara parsial, padahal syarat cukup dikonstruksinya suatu segitiga berlaku secara integral bahwa jika diambil satu sisi suatu segitiga maka panjang sisi tersebut harus kurang dari jumlah panjang dua sisi yang lainnya. Sehingga, pada kasus yang penulis ajukan para peserta tidak memandang kejadian lain bahwa (10+2) cm < 13 cm dengan artian terdapat satu sisi suatu segitiga lebih dari jumlah dua buah sisi yang lainnya sehingga tidak memenuhi syarat cukup terbentuknya suatu segitiga.
Itupun terkadang terjadi kesalahan konsep, sebagai contoh: ketika penulis dalam berbagai kesempatan pelatihan guru-guru SD ataupun pelatihan terhadap mahasiswa calon guru, penulis mengajukan sebuah pertanyaan “Andaikan disediakan suatu lidi panjangnya 13 cm dan 10 cm, dapatkah kita membuat suatu segitiga jika diberikan sebuah lidi yang lain dengan panjang 2 cm?”. Hampir setiap peserta pelatihan menjawab dapat dibentuk suatu segitiga karena menganggap bahwa 2 cm < (13+10) cm. Penulis beranggapan bahwa beberapa peserta hanya berpikiran bahwa syarat cukup terbentuknya suatu segitiga secara parsial, padahal syarat cukup dikonstruksinya suatu segitiga berlaku secara integral bahwa jika diambil satu sisi suatu segitiga maka panjang sisi tersebut harus kurang dari jumlah panjang dua sisi yang lainnya. Sehingga, pada kasus yang penulis ajukan para peserta tidak memandang kejadian lain bahwa (10+2) cm < 13 cm dengan artian terdapat satu sisi suatu segitiga lebih dari jumlah dua buah sisi yang lainnya sehingga tidak memenuhi syarat cukup terbentuknya suatu segitiga.
Oleh
karena itu, pada kesempatan pembelajaran kali ini penulis ingin membahas
beberapa hal terkait perbedaan unsure suatu segitiga beserta akibat-akibatnya
yang dalam kurikulum sekolah hal tersbut jarang untuk dibahas. Penulis ingin
memulainya dengan beberapa teorema terkait hal-hal yang berbeda pada suatu
segitiga.
Teorema 1
Jika pada sebuah segitiga panjang dua sisinya berbeda
maka sudut yang besar akan menghadap sisi yang panjang.
Untuk
membuktikan teorema ini kita dapat mengambil suatu segitiga sembaeranga. Perhatikan
gambar berikut.
Segitiga
ABC di atas adalah suatu segitiga sembarang dengan panjang sisi BC > panjang
sisi AC. Akan ditunjukkan bahwa besar sudut A > besar sudut B.
Bukti:
Karena
panjang sisi BC > panjang sisi AC maka dapat ditentukan suatu titik D pada
BC sehingga panjang sisi AC = sisi CD. Kemudian dapat ditentukan suatu segitiga
sama kaki ACD. Perhatikan gambar berikut.
Perhatikan
segitiga ADC adalah suatu segitiga sama kaki sehingga besar sudut CAD = besar
sudut CDA……(i). Perhatikan juga bahwa
besar sudut CDA + besar sudut ADB =1800 (saling berpelurus) sehingga besar sudut ADB
= 1800 - besar sudut CDA. Atas
dasar pernyataan (i) maka dapat
dikatakan bahwa besar sudut ADB = 1800 - besar sudut CAD …..(ii).
Selanjutnya
perhatikan segitiga ABD dimana,
Besar
sudut DAB + besar sudutADB + besar sudut B = 1800 (jumlah sudut
dalam segitiga).
Dengan
memperhatikan pernyataan (ii) maka
dapat dikatakan bahwa,
Besar
sudut DAB + 1800 - besar
sudut CAD + besar sudut B = 1800, sehinga
Besar
sudut B = besar sudut CAD - besar sudut DAB. Sedangkan kita ketahui bahwa besar
sudut A = besar sudut CAD + besar sudut DAB. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
besar
sudut A = besar sudut CAD + Besar sudut DAB > besar sudut CAD - Besar sudut
DAB = besar sudut B. Dengan kata lain terbukti bahwa besar sudut A > besar sudut
B.
Teorema2
Jika pada sebuah segitiga dua sudutnya berbeda maka sisi
yang panjang akan menghadap sudut yang besar.
Teorema
yang kedua merupakan konvers dari teorema 1. Untuk membuktikan teorema yang
kedua kita dapat mengambil segitiga sembarang, seperti terliat pada gambar
berikut.
Segitiga
ABC di atas adalah suatu segitiga sembarang dengan besar sudut A > besar
sudut B. Kemudian, akan ditunjukkan bahwa panjang sisi BC > panjang sisi AC.
Bukti
Kontradiksi
Misalkan
panjang sisi BC tidak lebih dari panjang sisi AC maka menurut konsep trikotomi
bilangan real terdapat dua kemungkinan yaitu (i) panjang sisi BC = panjang sisi AC dan (ii) panjang sisi BC < panjang sisi AC.
(i) Akan ditunjukkan bahwa panjang sisi
BC = panjang sisi AC
Karena
panjang sisi BC = panjang sisi AC maka dapat dikatakan bahwa segitiga ABC
adalah suatu segitiga sama kaki sehingga besar sudut A = besar sudut B. Hal
tersebut bertentangan dengan apa yang diketahui yaitu besar sudut A > besar
sudut B. Artinya asumsi bahwa panjang sisi BC = panjang sisi AC adalah salah.
(ii) Akan ditunjukkan bahwa panjang sisi
BC < panjang sisi AC.
Karena
panjang sisi BC < panjang sisi AC, maka berdasarkan teorema 1 akan berakibat
besar sudut A < besar sudut B. Hal tersebut bertentangan dengan apa yang
diketahui yaitu besar sudut A > besar sudut B. Artinya asumsi bahwa panjang sisi
BC < panjang sisi AC adalah salah.
Dari
pernyataan (i) dan (ii) maka dapat disimpulkan bahwa panjang
sisi BC > panjang sisi AC.
Demikian
pembelajaran untuk kesempatan kali ini, adapun pembahasan untuk teorema-teorema
yang lain terkait hal yang berbeda pada segitiga insya Alloh dapat kita
lanjutkan dalam kesempatan lain. Terima kasih…..semoga
bermanfaat.........
Daftar
Pustaka
Baan, MA. De & Bos, J.C,. 1992. Ilmu
Ukur untuk Sekolah Lanjutan tingkat Pertama. Jakarta: Pradnya Paramita
No comments:
Post a Comment
Mohon komentarnya....!