Dalam kehidupan
sehari-hari seseorang sering menganalogikan suatu kejadian dengan sesuatu benda
ataupun kejadian-kejadian lain yang memiliki kemiripan sifat. Sebagai contoh
seorang koruptor biasanya dianalogikan sebagai seekor tikus karena sifat dari
tikus yang rakus karen memakan apa saja makanan yang ada dihadapannya.
Disamping itu tikus suka hidup ditempat-tempat kotor seperti got. Jadi seorang
koruptar yang dianalogikan seekor tikus
artinya koruptor adalah orang yang rakus memakan apa saja meski bukan haknya. Selain itu, kehidupan tikus didaerah kotor menggambarkan bahwa kehidupan seorang koruptor yang bergelimang hata dari hasil proses yang kotor atau dari dosa. Proses analogi dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari untuk menggambarkan sesuatu sehingga terjadi proses pemahamn dengan gamabran tersebut.
artinya koruptor adalah orang yang rakus memakan apa saja meski bukan haknya. Selain itu, kehidupan tikus didaerah kotor menggambarkan bahwa kehidupan seorang koruptor yang bergelimang hata dari hasil proses yang kotor atau dari dosa. Proses analogi dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari untuk menggambarkan sesuatu sehingga terjadi proses pemahamn dengan gamabran tersebut.
Dalam proses
pembelajaran proses analogi dapat dikembangkan untuk memahami sebuah materi
pembelajaran. Proses analgogi (Alison Pease) adalah proses formulasi dan
modifikasi yang terdidri dari beberapa kombinasi penemuan dan perwakilan sebuah
sumber daerah asal, membandingkan sesuatu bentuk, membuat prediksi dan
kesimpulan, memunculkan ide-ide baru, dan belajar (tidak tentu dalam urutan
ini). Proses analogi merupakan proses mendasar dalam penentuan ide-ide
sebagaimana di ilmu pengetahuan lain. Seperti contoh Descartes dan Euler
mengembangkan geometri dan menganalisis dugaan-dugaan dengan proses analogi.
Proses analogi
dalam geometri baik gemometri datar dan geometri ruang telah terjadi ribuan
tahun yang lalu yaitu dalam menentukan sehat atau tidaknya buah pada tanaman.
Untuk pertama kali pada zaman Babilonia pemetaan analogi dilakukan antara luas
dan volume, garis dan bidang, panjang dan luas, bentuk dan solid, segitiga dan
trapesium, jajaran genjang dengan paralel-pipedum, dan sebagainya. Proses analogi
dalam geometri digunakan untuk menunjukkan konsep, dugaan dan representasi, dan
untuk membantu menginvestigasi fakta untuk mendukung dugaan sehingga dapat membuktikan
suatu konsep. Yang menarik kita bahas dalam analogi geometri dalah asal dan
evolusi dugaan Descarte-Eueler.
Salah satu
contoh sebuah analogi dari bangun datar dan bangun ruang pada jaman Babilonia
adalah Negative Analogy (Analogi yang salah) antara bangun trapesium
(dibentuk dengan memotong bagian atas segitiga dengan garis yang sejajar dengan
dasar segitiga) dan sebuah volume prisma terpancung (prisma yang bagian atasnya
dipotong mendatar sehingga bidang atas dan bidang dasarnnya sejajar). Lihat
gambar berikut:
Pada gambar 2
jika bangun trapesium terpanjung tegak lurus dengan bidang datar akan didapat
sebuah trapesium pada gambar 1. Untuk mendapatkan luas daerah dari trapesium
(gambar 1) = 1/2* (A+B) untuk A dan B adalah sisi-sisi sejajar pada trapesium. Pada
saat itu orang Babilonia menganalogikan karena luas trapesium = 1/2*(A+B), maka
orang babilonia kala itu menyimpulkan volume dari prisma terpancung (gambar 2)
= 1/2*(A+B) dengan A dan B adalah luas daerah atas dan bawah trapesium
terpancung tersebut. Padahal pada saat itu orang babilonia sudah mengenal bahwa
luas sebuah bangun ruang = Luas alas x tinggi. Sehingga, pada saat itu
disimpulkan terdapat analogi negatif (analogi salah) yang perlu proses analisis
lebih lanjut tidak serta merta membuat pembenaran dari proses analogi yang kita
lakukan. Hingga pada akhirnya orang babilonia mnyimpulkan bahwa menganalogikan
bahwa alas dari trapesium (gambar 1) sebagai luas alas dari trapesium
terpancung (gambar 2) dan tinggi trapesium sebagai tinggi limas terpancung.
Dari gambaran
proses analogi yang dilakukan oleh orang Babilonia diatas yang menunjukan
kurangnya proses penelaahan kembali dari tidak ada kehati-hatian dalam
menyimpulkan sebuah kebenaran dari proses analgi. Akan tetapi, kita tidak dapat
menelan mentah-mentah bahwa proses analogi tidak berguna. Akan tetapi proses
analogi harus dilakukan secara hati-hati untuk menyimpulkan sebuah kebenaran
sehingga dapat memunculkan ide-ide matematis dan dapat membangun konsep dengan
benar.
Oleh: Samsul
Maarif
Daftar Pustaka
Pease,
Alision. Analogy Formulation And Modification In Geometry. University
of Edinburgh, Informatics Forum
No comments:
Post a Comment
Mohon komentarnya....!