Berpikir Kritis
a. Definisi Berpikir Kritis
Terdapat beberapa definisi mengenai berpikir Kritis. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk mengatakan sesuatu dengan penuh percaya diri. Berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa mengevaluasi bukti, asumsi, logika dan bahasa yang mendasari pernyataan orang lain.
Proses berpikir kritis mengharuskan keterbukaan pikiran, kerendahan hati, dan kesabaran. Kualitas-kualitas tersebut membantu seseorang mencapai pemahaman yamg mendalam. Karena ingin melihat makna di balik informasi dan kejadian, pemikir kritis selalu berpikiran terbuka saat mereka mencari keyakinan yang di timbang baik-baik berdasarkan bukti logis dan logika yang benar.
Pencarian mereka akan kebenaran mengharuskan mereka berhati-hati dalam menarik kesimpulan, cepat mengakui kesalahan, ingin mendapatkan informasi baru, sabar dalam menyelidiki bukti, toleran terhadap sudut pandang baru, dan mau mengakui kelebihan sudut pandang orang lain dibandingkan dengan sudut pandang mereka sendiri.
Pemikir kritis secara sistematis menganalisis aktivitas mental untuk menguji tingkat keandalannya. Mereka tidak menerima begitu saja cara mengerjakan sesuatu hanya karena selama ini memang begitulah cara mengerjakannya, dan mereka juga tidak menganggap suatu pertanyaan benar hanya karena orang lain membenarkannya. Sebaliknya mereka bertanya, “Apakah pernyataan orang itu bebas dari prasangka? Apakah argumen orang itu logis? Apakah pengungkapannya didasarkan pada infdormasi yang benar?”. Pemikir kritis nmemeriksa sebuah dalil untuk melihat apakah dalil tersebut didukung oleh kebenaran atau merupakan produk kesalahpahaman.
Pemikiran kritis bukanlah sesuatu yang sulit yang bias dilakukan oleh mereka yang memiliki nilai IQ berkategori genius. Melainkan, berpikir secara kritis merupakan sesuatu yang dapat dilakukan oleh semua orang. Saat anak-anak menanyakan pertanyaan penting “Mengapa?” yang mengisyaratkan keengganan mereka untuk menerima penjelasan sederhana, mereka adalah pemikir kritis. Saat siswa menolak kebijaksanaan sekolah, mempertanyakan asal mula kebijaksanaantersebut dan memberi alas an mengapa kebijakan tersebut harus dibatalkan, mereka berpikir kritis.
Berpikir kritis membantu kita memahami bagaimana kita memandang diri sendiri, bagaimana kita memandang dunia dan bagaiaman kita berhubungan dengan orang lain. Berpikir kritis merupakan sebuah keterampilan hidup, bukan hobi dibidang akademik. Karena berpikir kritis adalah keterampilan berpikir yang bisa dikembangkan oleh setiap orang, maka keterampilan ini harus diajarkan di sekolah-sekolah.
Hanya berpikir kritis, berpikir secara terorganisasi mengenai proses berpikir kita sendiri dan proses berpikir orang lain yang akan membekali siswa untuk sebaik mungkin menghadapi informasi yang mereka dengar dan baca, kejadian yang mereka alami dan keputusan yang mereka buat sendiri. Hanya berpikir kritislah yang memungkinkan mereka menganalisis pemikiran sendiri untuk memastikan bahwa mereka telah menentukan pilihan dan menarik kesimpulan cerdas.
Hambatan bagi seseorang yang berpikiran kritis adalah tidak diimbanginya mereka dalam kondisi dimana mereka berada. Misalnya seorang siswa yang kritis menanyakan pembahasan diluar jangkauan guru yang mengajarnya dan guru tersebut tidak dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang diinginkan pemikir kritis tersebut. Dan yang lebih parah dari itu adalah guru tersebut cenderung meluapkan emosi marah karena tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan jawaban yang dimaksud.
b. Langkah-langkah Menjadi Pemikir Kritis
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat diikuti oleh seseorang yang ingin menjadi pemikir kritis. Pertanyaan-pertanyaan yang saling berkaitan berikut ini memungkinkan siswa untuk mengevaluasi pemikiran mereka sendiri dan pemikiran orang lain. Jika siswa menggunakan pertanyaan-pertanyaan ini dengan terorganisasi untuk menilai pemikiran mereka dalam berbagai topik atau mengevaluasi pemikiran yang mereka temukan dalam artikel, buku, percakapan dan tempat lain, mereka akan sampai pada kesimpulan yang mandiri dan dapat dipercaya. Dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan ini secara rutin, siswa belajar meneliti asumsi, menghadapi prasangka, mengakui sudut pandang yang berbeda, mempertimbangkan makna kata, mencatat implikasi dari kesimpulan dan menilai bukti.
Setiap orang dapat belajar untuk berpikir dengan kritis karena otak manusia secara konstan berusaha memahami pengalaman. Dalam pencariannya yang terus menenrus akan makna, otak menghubungkan ide abstrak dengan konteksnya di dunia nyata.
Langkah-langkah berikut ini disajikan dalam bentuk sebuah pertanyaan. Karena dengan menjawab pertanyaan, para siswa dilibatkan dalam kegiatan mental yang mereka perlukan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam. Pertanyaan-pertanyaan ini dikemukakan sesuai dengan urutan meneliti secara menyeluruh setiap masalah, isu, proyek, atau keputusan yang dihadapi siswa ketika menghadapi kegiatan belajar di kelas atau merasakan pengalaman pribadi.
Langkah-langkah berpikir kritis adalah sebagai berikut:
1) Apa sebenarnya isu, masalah, keputusan atau kegiatan yang sedang dipertimbangkan? Ungkapkan dengan jelas.
Subjek yang akan di teliti harus dijelaskan dengan setepat-tepatnya. subjek itu dapat berupa isu. Isu adalah sebuah topik yang dapat memunculkan perselisihan. Kita sepakat bahwa masalah ada dan suatu solusi harus ditemukan. “Pemecahan masalah adalah mencari tindakan terbaik yang harus di ambil dan analisis isu adalah mencari keyakinan yang paling masuk akal”.
2) Apa sudut pandangnya?
Sudut pandang adalah sudut pribadi yang kita gunakan dalam memandang sesuatu. Karena sudut pandang membuat kita memilih satu posisi tertentu, pemikir kritis berusaha untuk menyadarinya dan menangguhkan pandangan mereka yang penuh prasangka lalu melakukan pertimbangan-pertimbangan untuk meningkatkan pengetahuan dan mendapatkan pemahaman.
3) Apa alasan yang diajukan?
Kita percaya bahwa keyakinan dan tindakan kita didasarkan pada alasan yang masuk akal. Tugas pemikir kritis adalah mengidentifikasi alasan dan bertanya apakah alasan-alasan yang dikemukakan masuk akal sesuai dengan konteksnya. Alasan yang bagus didasarkan pada informasi yang dapat dipercaya dan relevan dengan kesimpulan yang ditarik sesudahnya.
4) Asumsi-asumsi apa saja yang di buat?
Asumsi adalah ide-ide yang kita terima apa adanya. Kita menganggap asumsi sebagai kebenaran yang sudah terbukti. Pemikir yang cerdas enggan memasukan asumsi dalam argument yang mereka buat. Mereka juga tidak mudah menerima asumsi yang terdapat dalam materi yang di buat oleh orang lain.
Asumsi mengandung perdebatan. Asumsi baru bisa diterima apabila jelas, logis dan didasarkan pada pengalaman yang luas. Semakin sedikit asumsi yang kita buat dalam sebuah diskusi, semakin besar kemungkinan diskusi tersebut mencapai kesepakatan. Pemikir kritis mengenggankan asumsi karena melemahkan argument.
5) Apakah bahasanya jelas?
Dalam mencari makna, pemikir kritis sangat memperhatikan kata-kata. pemikir kritis tahu bahwa kata-kata membentuk ide, karena itu pemikir kritis harus terus-menerus memeriksa bahasa mereka sendiri dan bahasa orang lain, sambil bertanya, misalnya, apakah kata-kata yang digunakan justru mengaburkan pengertian atau memperjelasnya?. Kata-kata yang tidak digunakan dengan tepat akan menghalangi pemahaman
6) Apakah alasan didasarkan pada bukti-bukti yang meyakinkan?
Bukti adalah informasi yang akurat dan dapat dipercaya. Tugas dari pemikir kritis adalah menilai bukti. Bukti yang kuat meyakinkan kita bahwa setidaknya informasi baru muncul untuk mengubah pemikiran kita. Bukti yang dapat dipercaya memiliki sifat tidak bertentangan dengan pokok masalahnya, berasal dari sumber-sumber terbaru, akurat, dapat di uji, berlaku umum.
7) Kesimpulan apa yang ditawarkan?
Setelah mengumpulkan dan mengevaluasi informasi untuk memecahkan sebuah masalah atau memutuskan sebuah perkara, pemikir kritis mulai merumuskan kesimpulan yang tepat. Apabila lebih dari satu kesimpulan yang muncul, mereka meninjau kembali logika dan bukti untuk menemukan kesimpulan yang paling baik. Sebuah alasan yang keliru membuat kesimpulan menjadi lemah, begitu juga alasan yang tidak relevan.
8) Apakah implikasi dari kesimpulan-kesimpulan yang sudah di ambil?
Sebelum menerima sebuah kesimpulan, pemikir kritis berusaha untuk memprediksi dan mengevaluasi semua efek samping yang mungkin timbul. Pemikir kritis cenderung melihat dampak apa yang akan terjadi dan menimpa orang-orang yang ada disekelilingnya dan juga lingkungannya. Seandainya pemikiran yang kritis mengindikasikan bahwa kesimpulan yang di ambil tidak akan merugikan, pemikir kritis mungkin akan menggunakannya.
c. Tujuan Berpikir Kritis
Pada hakikatnya tujuan berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Pemahaman membuat kita mengerti maksud di balik ide yang mengarahkan hidup kita setiap hari. Pemahaman mengungkapkan makna di balik suatu kejadian. Lebih dalam lagi Tujuan Berpikir secara kritis adalah :
1) Berpikir Kritis untuk Memecahkan Masalah
Proses pemecahan masalah dapat dilakuakan dengan beberapa pertanyaan berikut :
a) Apa masalahnya?
b) Apa hasil yang hendak di cari?
c) Bagaimana solusinya dan apa alas an yang mendukungnya?
d) Apa kesimpulannya?
Langkah pertama dan kedua menentukan apa yang salah dan hasil yang diinginkan, biasanya digabungkan untuk menentukan masalah. Setelah itu meneliti semua kemungkinan solusi yang ada sekaligus alasan mengapa setiap solusi tersebut mungkin berhasil atau gagal. Kekuatan dari solusi pilihan siswa bergantung pada apakah solusi tersebut bisa di terima atau tidak oleh pihak yang punya kekuasaan untuk mengubah situasi yang ada.
2) Berpikir Kritis untuk Mengambil Keputusan
Mereka yang berusaha untuk memecahkan masalah biasanya telah menentukan hasil yang diinginkan dari awal. Sedangkan, mereka yang mengambil keputusan seringkali sangat sulit untuk memilih satu hasil tertentu.
Pemikir kritis secara sistematis menangani sekumpulan pertanyaan yang membantu mereka membuat keputusan, memecahkan masalah atau meneliti isu-isu sosial yang rumit. Berdiskusi mengenai hal itu melibatkan pertimbangan moral dan pertimbangan praktis.
3) Berpikir Kritis untuk Mempertimbangkan dan Mengambil Tindakan Moral.
Sebagaimana dalam kehidupan sehari-hari, para siswa diminta untuk membedakan benar atau salah. Apapun dasar moralitas yang melatarinya, manusia sering membuat penilaian moral dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi, penilaian mereka mengenai isu yang sama sering serupa, baik system moralitas mereka relative maupun mutlak. Sistem untuk membahas masalah moral yang dikemukakan dalam taraf tertentu mencerminkan pemikiran seorang professor dari UCLA, James Q.Wilson dan penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern. ia berpendapat bahwa rasa moral manusia merupakan pembawaan dari lahir dan rasa tersebut sering muncul di tengah kehidupan keluarga. Perasaan moral tersebut termasuk “simpati, rasa mengemban tugas, kejujuran dan pengendalian diri”.
Berpikir Kreatif
a. Definisi Berpikir Kretif
Berpikir kreatif adalah sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan baru, membuka sudut pandang yang menakjubkan dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga.
Banyak yang beranggapan bahwa kreativitas adalah bawaan dari lahir. Kini, mitos itu telah digantikan oleh kesadaran bahwa semua orang kreatif. Setiap manusia memiliki kapasitas untuk menggunakan pikiran dan imajinasi mereka secara konstruktif untuk menghasilkan sesuatu yang baru. Kita bisa merumuskan sebuah ide baru yang akan semakin menyempurnakan produk yang sudah ada atau kita mungkin bisa menciptakan sebuah cara yang benar-benar baru. Tentu saja, tindakan yang kreatif memperkaya hidup sementara tindakan yang merusak akan merusak hidup.
Menciptakan berarti menambahkan keanekaragaman yang mengagumkan alam semesta. Menciptakan berarti menyadari potensi terpendam kita dan dengan melakukannya, kita memperkaya potensi masyarakat dan memperkaya konteks yang kita tempati.
Bagian dari berpikir secara kreatif adalah mencari kesempatan untuk mengubah sesuatu menjadi lebih baik.
b. Aktivitas Mental Membantu Kreativitas
Berpikir secara kreatif bukanlah sebuah proses yang sangat terorganisasi, sebagaimana berpikir kritis, melainkan berfikir kreatif membutuhkan ketekunan, disiplin diri dan perhatian penuh meliputi aktivitas mental seperti :
1) Mengajukan pertanyaan
2) Mempertimbangkan informasi baru dan ide yang tidak lazim dengan pikiran terbuka
3) Membangun keterkaitan, khususnya di antara hal-hal yang berbeda.
4) Menghubung-hubungkan berbagai hal dengan bebas.
5) Menerapkan imajinasi pada setiap situasi untuk menghasilkan hal baru dan berbeda.
6) Mendengarkan intuisi.
c. Penghalang Kreatifitas
Saat ini, banyak kita jumpai siswa yang kreatif baik dalam bidang seni, pelajaran sekolah, dll. Sayangnya, sekolah-sekolah sering menjadi kendala bagi kreativitas. Sekolah tidak hanya cenderung menjadikan kreativitas sebagai cirri khusus dari segelintir siswa yang unggul, tetapi juga telah dengan ketat menetapkan apa yang di sebut karya kreatif. Ide-ide lucu dicemooh, yang seharusnya semua ide dihormati. Yang lebih buruk lagi, mereka menghukum siswa yang mempunyai ide lucu.
Hal-hal yang menghalangi kekreativitasan seseorang adalah :
1) Seseorang yang tidak menghargai hasil kretivitas orang lain dan menganggapnya hasil yang standar atau biasa saja.
2) Keterbatasan sarana dan prasarana dilingkungan orang yang mempunyai kreatifitas atau ingin menjadi orang yang kreatif
3) Seseorang yang selalu menilai salah terhadap orang yang mempunyai pikiran kreatif yang diaplikasikan dalam suatu hasil karya sehingga orang yang ingin menciptakan sesuatu hal tersebut menjadi malas karena takut untuk membuat kesalahan.
4) Adanya peraturan dan persyaratan yang membatasi dan melarang seseorang untuk berpikir kreatif.
5) Kurangnya motivasi dan dukungan dari lingkungan dan orang disekitarnya.
Berpikir kreatif membuat kita bisa melewati kendala-kendala tersebut. Mereka yang menanamkan kebiasaan berpikir kreatif melihat kemungkinan-kemungkinan baru, bukan batasan dan mereka berani bereksperimen tanpa takut berbuat kesalahan.
3. Berpikir Kritis dan Kreatif Merupakan Dua Hal Yang Saling Berhubungan
Seluruh manusia adalah pemikir kritis dan kreatif. Saat mereka memperbaiki, menggunakan dan meningkatkan kapasitas mereka untuk melakukan keduanya, mereka meningkatkan kesempatan untuk memperkaya tidak hanya kehidupan mereka sendiri tetapi juga kehidupan masyarakat dan sebagai anggota dari ekosistem bumi. Seperti halnya pembelajaran berbasis kontekstual, menawarkan benyak kesempatan bagi siswa untuk menjadikan berpikir kritis dan kreatif sebagai suatu kebiasaan.
Berpikir kritis dan kreatif merupakan dua hal yang saling berhubungan, misalnya, seseorang merancang kostum untuk digunakan dalam sandiwara sekolah. Pikiran kritis memastikan kainnya cocok dan jahitannya kuat.
Daftar Pustaka
Johnson, Elaine. 2001. Contextual Teaching and Learning (CTL) Bagaimana Cara Belajar yang Mengasyikan. Mizan: Bandung.
Mulyana, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. PT Remaja Rosdakarya : Bandung
Wiyherington. 1986. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar. Jemmars: Bandung.
No comments:
Post a Comment
Mohon komentarnya....!