Menyusun
Bukti Geometri (Suatu Observasi Sederhana di Kelas Geometri)
Oleh:
Samsul Maarif
Pada suatu perkuliahan
geometri, penulis mengajukan suatu pernyataan sebagai berikut:
“Suatu
segitiga ABC diketahui sudut A = sudut B, maka sisi AC=BC”
Penulis mengajukan
pertanyaan tersebut untuk mengetahui sejauh mana sense mahasiswa terhadap
geometri. Dari pertanyaan yang penulis ajukan ada beberapa respons mahasiswa
terhadap pertanyaan tersebut, diantaranya:
1. Terdapat
mahasiswa menganggap bahwa pernyataan tersebut adalah suatu postulat dari
segitiga sama kaki yang sudah jelas dan tidak perlu dibuktikan.
2. Terdapat
mahasiswa yang menganggap bahwa pertanyaan tersebut adalah sifat dari segitiga
sama kaki tanpa menganggap bahwa itu suatu postulat atau teorema, dalam artian
pengetahuan mahasiswa terhadap pernyataan tersebut adalah sifat dari segitiga
sama kaki dimana jika dua buah sudut suatu segitiga sama maka akan berakibat
kedua sisi pada masing-masing sudut akan memiliki panjang yang sama.
3. Terdapat
mahasiswa yang menganggap pernyataan tersebut adalah suatu teorema meskipun mahasiswa
tersebut tidak memiliki ide untuk membuktikan.
4. Terdapat
mahasiswa yang menganggap pernyataan tersebut adalah suatu teorema dan mencoba
untuk membuktikan, akan tetapi bukti tidak mengarah pada pembuktian pernyataan
tersebut, mahasiswa tidak dapat melanjutkan bukti yang sudah dituliskan. Dalam
hal ini mahasiwa sudah dapat mengkonstruksi konjektur meskipun gagasan untuk
mengarah ke suatu bukti belum dapat dikonstruksi.
5. Terdapat
mahasiswa yang menganggap pernyataan tersebut suatu teorema dan mahasiwa sudah
dapat menentukan konjektur dengan menarik suatu garis bagi pada tiap-tiap sisi
yang dianggap sama. Mahasiswa juga sudah dapat menentukan bahwa konsep yang
akan digunakan adalah konsep kekongruenan segitiga, akan tetapi mahasiswa
tersebut tidak dapat menentukan sarat cukup dua buah segitiga saling kongruen. Penulis
mempertanyakan pada mahasiswa tersebut “teknik pembuktian apa yang tadi anda
lakukan?” mahasiswa menjawab “bukti langsung”. Dari jawaban mahasiswa penulis
menganggap mahasiswa tersebut sudah memiliki modal pembuktian karena sudah
dapat memetakan strategi pembuktian dan menentukan konjektur untuk menuju suatu
bukti. Penulis melanjutkan untuk mengajukan pertanyaan kepada mahasiswa
tersebut “adakah strategi pembuktian lain yang dapat diterapkan untuk
membuktikan pertanyaan tersebut?” mahasiswapun menjawab “mungkin ada, tapi saya
tidak tau itu”. Jawaban mahasiswa penulis anggap suatu kemajuan dalam menyusun
bukti geometri meskipun hanya sebagai klaim yang belum dikonstruksi dengan
pengetahuan yang mahasiswa tersebut miliki.
Dari
paparan di atas, penulis menganggap sebagai suatu penelitian sederhana tentang
menyusun bukti dan penulis menyimpulkan bahwa kematangan pengetahuan geometri
sangat menentukan dalam kerja menyusun bukti geometri. Disamping itu, peran latihan
dalam menyusun bukti geometri sangat penting sebagai jembatan untuk menuju
kematangan berpikir menyusun bukti.
Pada
kesempatan ini, penulis juga ingin berbagi bagaimana menyusun bukti tak
langsung dalam menyusun bukti pernyataan yang sudah disebutkan. Penulis bermaksud
untuk memberikan suatu informasi bagi para pembaca dan mudah-mudahan dapat
dijadikan suatu pengalaman sehingga dapat meningkatkan kematangan dalam
menyusun bukti geometri.
Pernyataan:
“Suatu
segitiga ABC diketahui sudut A = sudut B, maka sisi AC=BC”
Bukti
Kontradiksi
Perhatikan gambar
berikut.
Misalkan AC≠BC , maka
menurut hukum trikotomi terdapat dua kemungkinan yaitu AC > BC atau AC < BC.
(i) Akan ditunjukan bahwa AC > BC
Jika AC > BC maka
akan berakibat terdapat suatu titik D pada AC sehingga AD = BC.......(1),
sehingga kita dapat mengkonstruksi suatu segitiga ABD. Perhatikan segitiga ABD
dan segitiga ABC dimana sudut AB = BA (brimpit), sudut BAD = sudut B (sudut BAD = sudut A = sudut B), dan sisi AD = BC yang
artinya bahwa segitiga ABD kongruen dengan segitiga ABC (S.Sd.S). Akan tetapi,
terdapat unsur yang berbeda pada dua buah segitiga tersebut yaitu sudut ADC ≠
sudut ACB. Hal tersbut bertentangan dengan teorema kekongruenan dua buah
segitiga, sehingga asumsi bahwa segitiga
ABD kongruen dengan segitiga ABC adalah tidak benar. Sehingga, asumsi bahwa AC
> BC adalah tidak benar.
(ii) Akan ditunjukkan AC < BC
Tanpa mengurangi
keumuman, analogi dengan cara pembuktian yang sama pada (i) maka asumsi bahwa AC < BC tidak benar.
Dari (i) dan (ii) maka dapat disimpulkan bahwa AC = BC.
Semoga bermanfaattttttt......................
Gambar (proof, if where needed.......) diambil dari https://www.singularityweblog.com/a-mathematical-proof-of-the-singularity/
No comments:
Post a Comment
Mohon komentarnya....!