DESAIN
PENELITIAN EKSPERIMEN
Oleh:
Samsul Maarif
Mencermati beberapa
tulisan mahasiswa dalam kesempatan pekerjaan membimbing skripsi yang masih
banyak ditemukan kesalahpahaman tentang desain penelitian pada “Bab Metodologi
Penelitian”, maka perlu kiranya dilakukan suatu tindakan untuk meluruskan
kesalahpahaman tersebut. Beberapa hal yang menjadikan munculnya kesalahpahaman
diantaranya mahasiswa hanya meng-copy
paste ataupun melihat bagian metodologi penelitian dari skripsi yang
terdahulu tanpa melihat rujukan apakah tulisan tersebut benar adanya.
Hal lain yang menjadikan keslahpahaman adalah
mahasiswa merujuk suatu teori, akan tetapi tidak memahami makna yang terkandung
dalam rujukan tersebut. Bagaimana
simbol-simbol yang terdapat pada sebuah teori metodologi penelitian yang di
rujukpun tidak dipahaminya, sehingga menimbulkan kesalah pahaman. Mahasiswa
biasanya menganggap bab metodologi penelitian selalu sama dari penelitian yang
dilakukan oleh mahasiswa terdahulu. Padahal,
metodologi penelitian adalah satu bagian fundamental dari sebuah penelitian,
kerena ketika salah dalam penyusunan metodologi penelitian maka kesimpulan
dalam penelitian yang dilakukan diragukan kepercayannya.
Kesalahpahaman
berikutnya adalah perlu atau tidaknya menguji kemampuan awal matematis dalam
penelitian ekspermen. Biasanya hal tersebut terlewatkan untuk dimasukan ke dalam
bagian metodologi penelitian. Sehingga, dalam keterangan lebih lanjut akan
dibahas apakah perlu atau tidak menguji kemampuan awal matematis.
Yang selanjutnya adalah
kesalahpahaman dalam pengambilan sampel apakah dilakukan secara simple random sampling, cluster random
sampling atau stratisfied random
sampling. Tidak jarang mahasiswa masih belum memahami tentang teknik
pengambilan sampel dan apa bedanya dari teknik-teknik pengambilan sampel
tersebut. Padahal pengambilan sampel sangat penting untuk mengenarilisasi hasil
penelitian yang telah dilakukan.
Kesalahpahaman
selanjutnya yang biasa terjadi adalah tentang istilah pretest dan postest. Masih
ada kesalah pahaman bahwa istilah pretest
dan postest hanya ada pada
Penelitian Tindakan Kelas. Padahal, dalam penelitian eksperimen istilah ini biasa
digunakan sebgai acuan pembanding apakah ada perbedaan hasil yang diuji setelah
perlakuan dan sebelum perlakuan. Karena ada beberapa jenis penelitian
eksperimen yang melakukan pretest dan
postest atau hanya postest saja. Yang biasa terjadi adalah
mahasiswa melakukan perlakuan kepada dua buah kelas kemudian diakhir perlakuan
dilakukan tes yang kemudian mahasiswa tersebut mengklaim bahwa penelitiannya
menggunakan desain penelitian quasi
experimental design. Tentu hal tersebut kurang tepat, karena yang dilakukan
mahasiswa tersebut bukan ciri dari quasi experiment.
Mengacu dari beberapa
hal yang sering penulis temukan dalam bimbingan skripsi, maka merasa penting
bagi penulis untuk berbagi tulisan tentang desai penelitian khususnya desain
penelitian eksperimen yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan
khususnya pendidikan matematika.
Penelitian eksperimen
telah memiliki tradisi yang sangat panjang pada dalam bidang psikologi dan
pendidikan. Pada bidang pendidikan penelitian eksperimental digunakan untuk
menguji suatu model pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran,
pendekatan pembelajaran, ataupun perlakuan laian yang terkait pada peningkatan
kualitas pembelajaran. Oleh keren itu, istilah eksperimen dekat dengan suatu
pengujian (test) sebagai contoh
seorang guru yang ngin menguji model pembelajaran Problem Based Learning untuk diterapkan dalam suatu kelas. Apakah
model pembelajaran itu memiliki hubungan kausalitas dengan kemampuan pemecahan masalah matematis, maka perlu diuji
seberapa besar pengaruhnya.
Menurut Dantest (2014) kata “eksperimen” (experiment) memiliki mana indikatif
pengujian, juga mengandung unsur manipulasi yang disengaja, dan telah sejak
lama manipulasi sengaja ini digunakan
untuk menguji suatu proposisi kausal. Biasanya
dalam penelitian eksperimen pendidikan khususnya pendidikan matematika
mahasiswa meneliti dengan memanipulasi pembelajaran yang tidak biasa
(pembelajaran biasa biasanya diistilahkan dengan pembelajaran konvensional)
seperti pengginaan model-model baru, alat peraga baru, media berbasis ICT dan
lain sebagainya. Manipulasi pembelajaran diaplikasikan ke dalam sebuah
pembelajaran untuk melihat seberapa jauh kemampuan matematis ataupun sikap
responden (siswa) sebagai subjek penelitian. Sedangkan pada kelas yang lain
dilakukan perlakuan pembelajaran yang berbeda. Kemudian dilihat hubungan
kausalitasnya apakah terdapat perbedaan atau tidak, yang kemudian dilakukan
perbedaan tentang kelebihan dan kekuranngannya.
Selanjutanya Dantest
(2014) mengungkapkan salah satu ciri penting dari penelitian eksperimen adalah
pengelompokan secara random (baik acak sebenarnya maupan acak yang tak
sebenarnya). Hal tersebut dimaksudkan agar hubungan kausal yang terjadi memang
benar-benar disebabkan oleh perlakuan yang diberikan bukan disebabkan oleh
faktor-faktor yang lain. Pengabilan sampel atau pengelempokan dengan teknik simple random sampling digunakan untuk
jenis desain penelitian true experiment design(eksperimen
yang sebenarnya) yang artinya setiap subjek penelitian memiliki kesempatan yang
sama untuk menjadi sampel penelitian. Artinya nama-nama siswa harus dilotre
atau diundi sehingga didapat kelopok siswa untuk dilakukan perlakuan. Hal
tersebut hampir tidak mungkin untuk dilakukan dalam penelitian pendidikan khususnya
pendidikan matematika. Tidak mungkin kita menginterfensi sekolah untuk merubah
pengaturan kelas karena kan mengganggu kegiatan kurikulum sekolah. Sehingga yang
paling mungkin mahasiswa dapat lakukan adalah penelitian dengan desain quasi
experimental design mengunnakan teknik pengambilan sampel acak yang tak
sebenarnya (seperti cluster random
sampling, stratisfied random sampling tau porposive sampling). Bagaimana perbedaan kedua jenis desain
eksperimen ini kan diterangkan lebih lanjut.
Sedangkan menurut
Ruseffendi (2010) karakteristik penelitian eksperimen yaitu:
1. Adanya
kesetaraan subjek dalam kelompok-kelompok yang berbeda.
2. Paling
tidak ada dua kelompok atau kondisi yang berbeda pada saat yang sama atau satu
kelompok tetapi untuk dua saat yang berbeda.
3. Variabel
terikat diukur secara kuantitatif atau dikuantitatifkan (berupa angket sikap)
4. Menggunakan
statistika inferensia
5. Adanya
kontrol terhadap variabel-variabel luar
6. Paling
tidak ada satu variabel bebas yang dimanipulasi (biasanya disebut sebagai kelas
kontrol)
Dari
keenam karakteristik yang perlu diperhatikan adalah karakteristik yang pertama
karena mahasiswa banyak terjadi keslahpahaman dengan tidak mengikut sertakan
kesetaraan dua kelompok. Biasnya mahasiswa hanya berargumen bahwa kedua kelas
memiliki kemampuan yang sama dari diskusi guru kelas. Hal tersebut tidak begitu
kuat untuk mengatakan bahwa kedua kelas memiliki kesteraan kemampuan. Oleh
karena itu sebelum melakukan penelitian harus terlebih dahulu dilakukan suatu
uji untuk menjastifikasi bahwa kedua kelompok memiliki sesetaraan. Biasanya
dalam penelitian di bidang matematika dilakukan uji kemampuan awal. Hal
tersebut sering dilewatkan oleh beberapa mahasiswa. Padahal pentingnya uji
kemampuan awal merupakan bagian dari penelitian eksperimen. Data untuk menguji
kemampuan awal dapat dilihat dari data pretest ataupun data studi pendahuluan
(data yang diperoleh dari sekolah, guru atau tes yang dilakukan oleh peneliti).
Jenis Jenis Desain
Penelitian Eksperimen
Ada bebrapa jenis
desain penelitian ekskperimen. Yang akan dibahas pada tulisan ini adalah untuk
kebutuhan penelitian tingkata S1 (Strata 1) sehingga untuk jenis penelitian
seperti factorial design tidak akan
dibahas dalam tulisan ini. Menurut Campbel dan Stanley (Dantes, 2014)
mengungkapkan bahwa desain penelitian eksperimen menjajdi tiga, yaitu: pra-eksperimen
(pre-experimental design), eksperimen
yang sebenarnya (true experimental design)
dan kuasi eksperimen (quasi experimental
design).
A. Desain
Pra-eksperimen (Pre-experimental Design)
Desain
eksperimen ini adalah menggunakan satu variabel bebas dan dari segi
validitasnya kurang bisa dipercaya atau banyak kelemahanya (Ruseffendi, 2010). Apa
kelemahanya akan diterangkan dengan menyebutkan jenis-jenis penelitian dengan
desain pre-eskperimen. Adapun termasuk dalam jenis desain pra-eksperimen yaitu:
1. One shoot case study
Bagan dari one shoot study adalah:
X
O
dimana:
X: perlakuan
O: postest
(karena terletak disebelah kanan perlakuan)
Pada desain penelitian ini tidak ada pretest. Desain penelitian ini biasanya
jarang dilakukan oleh mahasiswa. Perlakuan hanya dilakukan untuk satu kelas
yang kemudian diakhir perlakuan dilakukan tes untuk mengambil data variabel
terikat (kemampuan matematis).
2. One group pretest-postest design
Bagan dari one group pretest-postest adalah:
O
X O
dimana:
X: perlakuan
O: pretest
(yang terletak disebelah kiri perlakuan) dan posttest (terletak disebelah kanan perlakuan)
3. Static group Comparison
Bagan dari static group comparison adalah:
X
O X1 O
---------- atau
----------
O X2 O
dimana:
X: perlakuan
X1: perlakuan pertama
X2: perlakuan kedua
O: postest
(karena terletak disebelah kanan perlakuan)
Jika ada perlakuan yang kosong berarti
itu adalah perlakuan yang biasa atau dilakukan dengan pembelajaran
konvensional. Penggunaan garis putus-putus “---------“ adanya menandakan bahwa
jenis desain penelitian bukan penelitian yang sebenarnya (true experiment design) menggunakan dua kelompok atau dua variabel
bebas (dua perlakuan).
Desain penelitian ini menggunakan dua
variabel bebas atau dua kelompok perlakuan. Desain penelitian ini yang biasa
digunakan oleh mahasiswa. Akan tetapi, mahasiswa biasanya menuliskanya dengan quasi experimen desig.
B. Desain
Eksperimen yang Sebenarnya (True
Experimental Design)
Desain
penelitian yang sebenarnya mensyaratkan pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling. Jenis design
penelitian ini terdiri dari:
1. Pretest/Posttest Control Group
Design
Bagan dari pretest/posttest control group design adalah:
R
O X O
atau R O X1 O
R
O O R
O X2 O
dimana:
R: menandakan sampel diambil dengan acak
sebenarnya
X: perlakuan
O: pretest/postest
Perlu diperhatikan:
1) Tanda “R” harus diikut sertakan
karena itu yang menandakan true
experiment design.
2) Tidak ada tanda garis putus-putus “-----------“
2. Posttest Only Control Group Design
Bagan dari posttest only group design adalah:
R
X O
atau R X1 O
R
O R
X2 O
dimana:
R: menandakan sampel diambil dengan acak
sebenarnya
X: perlakuan
X1: perlakuan pertama
X2: perlakuan kedua
O: postest
Perlu diperhatikan:
1) Tanda “R” harus diikut sertakan
karena itu yang menandakan true
experiment design.
2) Tidak ada tanda garis putus-putus “-----------“
3) Jika ada perlakuan yang kosong
berarti itu adalah perlakuan yang biasa atau dilakukan dengan pembelajaran
konvensional atau pembelajaran yang biasa terjadi.
3. Solomon Four Group Design
Bagan dari solomon four group design adalah:
R
O X1 O
R
O X2 O
R
X1
O
R
X2
O
dimana:
R: menandakan sampel diambil dengan acak
sebenarnya
X: perlakuan
X1: perlakuan pertama
X2: perlakuan kedua
O: postest
Pada eksperimen jenis ini menggunakan 4
kelompok, dua perlakuan dan dua kelompok dengan menggunakan pretest dan tanpa pretest. Perlu diperhatikan:
1) Tanda “R” harus diikut sertakan
karena itu yang menandakan true
experiment design.
2) Tidak ada tanda garis putus-putus “-----------“
3) Jika ada perlakuan yang kosong
berarti itu adalah perlakuan yang biasa atau dilakukan dengan pembelajaran
konvensional atau pembelajaran yang biasa terjadi.
C. Desain
Kuasi Eksperimen (quasi experimental
design)
Desain
penelitian ini lebih kuat dibandingkan dengan desain pre-eksperimen, akan
teatpi lebih lemah daripada eksperimen yang sebenarnya. Desain penelitian ini
dilkaukan karena ada beberapa faktor yang tidak memungkinkan untuk pengambilan
sampel secara random. Adapun yang termasuk dala desain kuasi eksperimen diantaranya:
1. Nonequivalent Control Group Design
Bagan dari nonequivalent control group design adalah:
O
X O O
X1 O
----------- atau --------------
O
O O X2 O
dimana:
X: perlakuan
X1: perlakuan pertama
X2: perlakuan kedua
O: pretest/posttest
yang perlu diperhatikan:
1) Tidak ada tanda“R”
2) Terdapat tanda garis putus-putus “-----------“
yang berarti bukan true experiment design
3) Jika ada perlakuan yang kosong
berarti itu adalah perlakuan yang biasa atau dilakukan dengan pembelajaran
konvensional atau pembelajaran yang biasa terjadi.
2. Times Series Design
Bagan dari times series design adalah:
O
O O X O O O
dimana:
X: perlakuan
O: pretest/posttest
Pada model ini pretest dan postest dilakukan
beberapa kali mungkin pada materi yang berbeda atau kelas yang berbeda secara berurutan
dalam satu kelompok responden. Disamping itu ada kelompok pembandingnya.
3. Multiple Time Series Design
Bagan dari multiple times series design adalah:
O O O X O
O O O
O O X1 O O O
------------------------------- atau ------------------------------
O
O O O
O O O O O X2 O O O
dimana:
X: perlakuan
O: pretest/posttest
Pada model ini pretest dan postest dilakukan
beberapa kali mungkin pada materi yang berbeda atau kelas yang berbeda secara berurutan
dalam satu kelompok responden. Disamping itu ada kelompok pembandingnya dan perlu
diperhatikan:
1) Tidak ada tanda“R”
2) Terdapat tanda garis putus-putus “-----------“
yang berarti bukan true experiment design
3) Jika ada perlakuan yang kosong
berarti itu adalah perlakuan yang biasa atau dilakukan dengan pembelajaran
konvensional atau pembelajaran yang biasa terjadi.
Demikian beberapa
desain eksperimen yang perlu diperhatikan bagi mahasiswa yang ingin menyusun metodologi
penelitian. Sehingga, kesalahpahaman dalam penulisan skripsi dapat
diminimalisir. Semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka
Dantes, N. 2014. Analisi dan Desain Eksperimen. Bali:
Program Pasca Sarjana UNDIKSHA.
Ruseffendi,
ET. 2010. Dasar-dasar Penelitian
Pendidikan & Bidang Non-Eksakta Lainya. Bandung: Tarsito.
Gambar diambil dari:
https://www.google.co.id/imgres?imgurl=https://i.ytimg.com/vi/qtLnBz6lbRQ/maxresdefault.jpg&imgrefurl=https://www.youtube.com/watch?v%3DqtLnBz6lbRQ&h=720&w=1280&tbnid=e7FtaKjKG6ykvM:&docid=PqFLtV24jK-lAM&ei=r9KbVsTHBY60uATMpZaoBw&tbm=isch&ved=0ahUKEwiE26DcsrHKAhUOGo4KHcySBXUQMwg6KBYwFg
No comments:
Post a Comment
Mohon komentarnya....!