Otak
Sebagai Pusat Pembelajaran: “Melatih kerja Otak dengan Pendekatan Islami”
Oleh:
Samsul Maarif
Otak merupakan organ vital
manusia sebagi pusat syaraf bagi organ-organ yang lain. Otak dalam artian akal
adalah simbol kesempurnaan bagi manusia dibandingkan makhluk-makhluk Alloh yang lain. Laksana
sebuah komputer otak manusia merupakan RAM (Random
Access Memory) yang akan membaca, mengatur dan menyimpan informasi yang
didapatkan. Jika RAM tidak berjalan dengan lancar maka komputer akan bekerja
lambat.
Menurut R.Ornstein (Margono
dkk, 2010) otak akan mengatur semua fungsi tubuh kita, mulai dari mengendalikan
perilaku paling primitif (makan, tidur, menjaga kehangatan tubuh)
hingga
bertanggung jawab untuk kegiatan tercanggih seperti seni, ilmu pengetahuan dan
bahsa. Oleh sebab itu, kerja otak sangat dibutuhkan manusia untuk melakukan
kerja maksimal dari setiap tubuh kita. Banyak orang yang mengatakan jika setiap
tindakan yang kita lakukan dikerjakan dengan otak yang jernih akan menghasilkan
buah pekerjaan yang masksimal. Sebaliknya, suatu pekerjaan yang dilakukan
dengan kerja otak yang tidak optimal akan menimbulkan kerja terburu-buru,
ketegangan berpikir dan pada akhirnya memperoleh hasil yang kurang maksimal
dalam pekerjaannya.
Muncul sebuah
pertanyaan apakah orang yang tidak belajar tidak menggunakan otaknya? Tentunya
setiap orang yang hidup selalu menggunakan otaknya, akan tetapi hanya hal-hal
yang primitif saja. Alhasil, kerja otak tidak terbiasa untuk menciptakan suatu
hal yang berharga buah dari pemikiran yang ditimbulkan kerja otak yang
maksimal. Sebagai gambaran pisau yang tidak pernah dirawat digunakan lama
kelaman pisau tersebut akan berkarat dan ketiga digunakan untuk memotong buah
akan sulit digunakan meskipun buah terpotong. Berbeda dengan pisau yang selalu
dirawat dan diasah tentunya akan dengan mudah buah terpotong dengan sempurna.
Sehingga, untuk menghasilkan kerja otak yang maksimal diperlukan sebuah latihan
dan perawatan otak. Latihan otak adalah bagaimana otak digunakan untuk berpikir
sedangkan perawatan dilakukan dengan meningkatkan kegiatan-kegiatan religius.
Kedua hal itu akan menjadikan kerja otak laksana pisau yang tajam yang mampu
memotong masalah-maslah kehidupan dengan cepat. Kebutuhan akan hal itulah maka
manusia diharapkan untuk selalu terus belajar.
Belajar atau mencari
ilmu adalah kewajiban setiap umat muslim seperti apa yang telah disabdakan oleh
Nabi Muhammad SAW “mencari ilmu wajib sejak dalam kandungan hingga ke liang
lahat”. Dalam proses belajar membutuhkan proses berpikir untuk memahami setiap
materi yang sedang kita pelajari. Proses berpikir akan maksimal sejalan dengan
proses kerja otak yang maksimal pula. Oleh sebab itu, otak manusia merupakan
pusat dari pembelajaran. Hal ini sejalan dengan proses belajar student center yang mengedepankan kerja
aktif siswa untuk berpikir, menganalisis hingga menyipulkan sebuah materi
pembelajaran sehingga didapatkan pembelajaran yang bermakna.
Alloh mewajibkan kita
untuk berpikir secara mendalam untuk memahami isi jagat raya ini. Alloh berfirman
dalam Q.S. Shaad ayat 29, “Ini adalah sebuah kitab yang Kami (Alloh) turunkan
kepadamu, penuh dengan keberkahan supaya mereka memperhatikan (merenungkan)
ayat-ayatnya dan supaya mendapatkan pelajaran orang-orang yang mempunyai
pikiran”. Untuk itu dalam sebuah pembelajaran perlu pemikiran yang mendalam
terhadap materi yang sedang dipelajari. Pemikiran mendalam dapat diartikan
berlatih, membaca, mempelajari secara berulang-berulang hingga semua materi
yang sedang dipelajari dapat terserap dengan sempurna. Oleh karena itu,
kedudukan mencari ilmu (belajar) dalam islam menempati kedudukan yang utama
bahkan wajib selama kita masih menapakan kaki kita di dunia yang fana ini.
Untuk itu kiranya kita
dapat mengoptimalkan kerja otak sebagai upaya menciptakan kerja pemikiran dalam
rangka menjalankan otak sebagai pusat pembelajaran. Penulis ingin berbagi
tentang bagaimana meningkatkan kinerja otak dengan pendekatan-pendekatan
islami. Berikut yang dapat kita lakukan dalam rangka meningkatkan kinerja otak
dengan pendekatan islami.
1. Berupaya menciptakan
stimulan atau pemicu kerja otak dengan membaca Al-Quran
Dalam sebuah pelatihan
yang diikuti penulis yaitu pelatihan tentang metode cepat menghafal Al-Quran
yang dibawakan oleh Dra. Hj. Afidah Wahyuni, M.Ag, beliau mengatakan pengalamn
belia ketika belajar dan menghafal Al-Quran. Beliau mengatakan “Banyak
keberkahan yang didapatkan saya sebagai seorang penghafal Al-Quran diantaranya
saya dapat berpikir dengan jernih seperti contoh dengan mudah saya memahami
suatu materi kuliah”. Dari sini kita dapat katakan bahwa otak yang bersih akan
terjaga kemurniannya dengan sesuatu yang bersih pula. Terliahat orang yang
sedang menghafal dan memahami Al-Quran merasa ketenangan hati yang pada
akhirnya menimbulkan kerja otak yang sempurna.
Dalam menghafal
Al-Quran setidaknya terdapat tiga hal kegiatan penting yaitu membaca,
menganalisis dan mengingat. Jika kegiatan menghafal Al-Quran dirasa terlalu
berat maka untuk menstimulai kerja otak cukuplah membaca Al-Quran secara rutin.
Kegiatan membaca secara berualang-ulang akan menimbulkan sebuah kebiasaan
sehingga otak akan merekam informasi yang dibacanya dengan begitu informasi
akan tersimpan didalam otak.
2. Membentengi diri dari
perbuatan maksiat
Semua yang kita lakukan
di dunia ini tidak lain atau tidak bukan untuk memperoleh keridloan Alloh. Keridloan
Alloh akan dapat kita peroleh salah satunya dengan cara membentengi diri kita
dengan perbuatan-perbuatan maksiat. Kemaksiatan merupakan pangkal dari sifat
berpikir negatif yang akan membawa kita pada kegundahan hati hingga tidak dapat
mencerna suatu hal dengan pikiran yang jernih. Ketika sifat-sifat buruk seperti
iri, dengki, hasut dan lain sebaginya dimiliki oleh seseorang akan menghasilkan
kesiasian dalam pemikiran yang telah diperoleh dari kerja otak yang telah
maksimal. Ketika rasa sombong atau riya menghampiri seseorang akan melenceng
dari tujuan utama yaitu memperoleh keridloan Alloh. Demikian pula dengan sifat
dengki yang akan menguras pikiran kita pada hal-hal yang buruk, membuat kehidupan
tidak tenang sehingga orangpun tidak dapat berpikir dengan jernih.
3. Berupaya khusu’
dalam sholat
Sholat disamping dapat
menjadikan kita sehat dengan gerakan-gerakanya juga dapat melatih konsentrasi
kita. Konsentrasi dimaksudkan untuk menciptakan kehusyu’an sholat. Dalam sholat
perhatian diharuskan hanya tertuju kepada Alloh SWT. Sehingga, sholat yang
khusu’ akan melatih kita terbiasa dengan memusatkan perhatian. Secara
spiritual, shalat khusyuk efek konsentrasi dan relaksasi hati juga pikiran kita
karena kita memasrahkan raga dan jiwa kepada Yang Memiliki kita. Segala
persoalan hidup, harapan dan kebutuhan tersampaikan dalam hubungan vertikal
yang dalam. Menenangkan jiwa, menumbuhkan spirit dan menanamkan optimis akan
kekuatan Alloh SWT. Kesadaran, kepasrahan dan konsentrasi spiritual inilah yang
mampu menjaga otak dari kepikunan karena kita selalu ingat akan Dzat yang
menciptakan kita.
Dengan
kegiatan-kegiatan di atas diharapkan akan mampu mrningkatkan kinerja otak kita
hingga dalam kita melakukan pembelajaran dapat tercapai dengan optimal. Semoga
bermanfaat.
Gambar diambil dari: http://www.turboread.com/poor_concentration.htm
Daftar Pustaka
Margono, Hery, dkk.
2010. Manajemen Insan Sempurna.
Jakarta: PT Insan Sempurna Mandiri
No comments:
Post a Comment
Mohon komentarnya....!