Merubah Penilaian Praktik
Oleh: Samsul Maarif
Seorang guru matematika
dalam pembelajaran dikelas pada saat ini harus lebih baik daripada pembelajaran
masa lalu. Siswa di dalam pembelajaran matematika di kelas merefleksikan suatu
populasi yang beragam dan dunia mereka memiliki perubahan yang cepat dalam tiap
waktu. Ini sangat tidak mungkin untuk memprediksi kemampuan matematis apa yang
akan dibutuhkan oleh siswa dalam kehidupannya. Para siswa sangat membutuhkan
kemampuan koneksi dan pemahaman konsep yang lebih luas dari ide-ide besar
matematika. Ide tersebut meliputi bilangan, aljabar dan fungsi, analisis data
dan peluang, geometri dan pengukuran, serta matematika diskrit.
Melalui penelitian, kita
dapat mengetahui lebih banyak kondisi sekarang daripada kondisi sebelumnya
tentang bagaimana siswa belajar matematika. Perangkat belajar dan pembelajaran
saat ini tidak dapat menggambarkan suatu kemampuan matematis bahkan dari
beberapa tahun sebelumnya.
Hal tersebut
bertentangan dengan tantangan baru bagaimana suatu pertanyaan yang diajukan
“mengapa kita harus merubah cara penilain terhadap siswa dalam proses belajar
mengajar?” ada banyak jawaban untuk menjawab pertanyaan ini, diantaranya:
a. Kita
harus memastikan bahwa tes yang harus mengukur sebuah nilai, tidak hanya tes
yang sekedar menguji kemampuan saja. Jika kita ingin menginvestigasi,
mengksplorasi dan menemukan maka penilaian harus tidak mengukur prosedural
mathematis (Matheatical Science Education Board, 1989, p.6)
b. Pertanyaan
tradisional berupa pilihan ganda (pilihan banyak) mungkin memiliki tempat pada
penilaian matematika, akan tetapi tidak memadai untuk menilai beberapa tujuan
dari pembelajaran matematika (Stenmark, 1991, p.6)
c. Di dunia dimana benar-benar mempercayai semua
siswa dapat sukses dan dimana semua siswa harus mempelajari matematika,
penilaian praktik tradisonal seperti menyortir, merengking, dan menstigma nilai
yang kurang (Stenmark, 1991, p.6)
d. Sikap,
tingkah laku, dan kemampuan komunikasi secraa oral atau menulis siswa harus di nilai untuk menyediakan sebuah
gambaran menyeluruh (Stenmark 1991, p.6)
e. Penekanan
baru pada model matematika dan pemecahan masalah menuntut penilaian yang
menitikberatkan pada proses daripada produk tujuannya (Clarke, 1988, p.1)
f. Supaya
berguna bagi masyarakat belajar suatu penilaian harus memajukan pendidikan,
bukan hanya merekam statusnya (Mathematics Sciences Education Board 1993, p.1)
g. Untuk
keefektifan sebagai bagian dari proses pendidikan, penilaian akan dilihat
sebagai bagian integral dari suatu belajar dan pembelajaran daripada sebagai
puncak suatu proses (Mathematics Sciences Education Board 1993, p.1)
Kita akan telah
berkutak pada sebuah pertanyaan “mengapa berubah?” untuk suatu waktu. Seperti
yang kita bahas bersama penilaian praktik dan diskusi dengan rekan kerja,
eberapa jawaban dari pertanyaan yang muncul bagi kita adalah:
a. Banyak
siswa kita melihat penilaian sebagai sesuatu yang berbeda dari pe,belajaran,
sebagai sebuah konsekuensi yang terpisah bahkan tidak mengkoneksikan secara baik
dengan para siswa di dalam kelas.
b. Pendekatan
yang kami gunakan tidak hanya melibatkan beberapa siswa di dalam penilaian
proses dan tidak memperoleh karya terbaik mereka.
c. Kita
tidak mendapatkan gambaran penuh perkembangan pengetahuan matematis dan disposisi
dari beberapa siswa.
Dari beberapa kajian
yang dilakukan maka maka ditemukan “Pergeseran Besar dalam Penilaian Praktik”
yang dapat disajikan pada tabel berikut:
Sekarang
|
Yang Lalu
|
Menilai sepenuhnya kemampuan matematis
siswa
|
Hanya menilai pengetahuan siswa dari
fakta spesifik dan mengisolasi keterampilan
|
Membandingkan performa siswa dengan
kriteria kemapanan
|
Membadningkan performa siswa dengan
siswa yang lain
|
Memberikan dukungan kepada guru dan
memberikan kepercayaan kepada mereka pertimbangan informasi
|
Merancang sistem penilaian pembuktian
guru
|
Membuat penilaian proses terbuka,
partisipasi dan dinamis
|
Membuat penilaian proses rahasia,
eksklusif, dan tetap
|
Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mendemonstrasikan secara penuh kemampuan matematis yang dimilikinya
|
Membatasi siswa dengan cara tunggal
demonstarasi pengetahuan matematis mereka
|
Kekuatan/kemampuan matematis
|
Pengetahuan matematis
|
Mengembangkan sebuah visi berbagi apa
yang dinilai dan bagaimana melakukannya
|
Mengembangkan penilaian berdasarkan
individu
|
Menggunakan hasil penilaian untuk
memastikan semua siswa memiliki kesempatan untuk mencapai potensinya
|
Menggunakan penilaian untuk menyaring
dan menyeleksi siswa kesempatan untuk belajar matematika
|
Keberlanjutan penilaian dengan
kurikulum dan pembelajaran
|
Treaten penilaian sebagai kebebasan
kurikulum atau pembelajaran
|
Mendasarakan pada beberapa sumber
bukti
|
Mendasarkan pada keterbatasan atau
sumber bukti tunggal
|
Tentang penilaian sebagai kontinuitas
dan rekursif
|
Tentang penilaian sebagai sporadis dan
konklusif
|
Memandang siswa sebagai partisipan
aktif di dalam penilaian proses
|
Memandang siswa sebagai objek
penilaian
|
Berpegang pada semua pihak dengan
akuntabilitas pembelajaran matematika untuk penilaian hasil
|
Hanya berpegang pada sedikit
akuntabilitas untuk penilaian hasil
|
Daftar Pustaka
Comton, H.L, dkk. 1999. Mathematics Assesment a Practical Handbook for Grades 9-12. USA: National Council of Teacehers Mathematics
Gambar diambil dari: https://www.google.co.id/search?q=assesment&biw=1366&bih=657&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjnvJ3-54rMAhUVkI4KHbfWA2cQ_AUIBigB
No comments:
Post a Comment
Mohon komentarnya....!