Mengapa Harus Belajar Matematika
Oleh: Samsul Maarif
Matematika dipelajari di setiap jenjang pendidikan di Indonesia. Akan tetapi, masih merebak dalam benat masyarakat banyak bahwa matematika itu sangat rumit, sulit, dan membosankan. Bahkan, saat-saat ini tidak jarang siswa memandang mata pelajaran matematika yang sulit, membosankan, membuat stress karena banyaknya angka dan rumus-sumus, abstrak dan lain sebagainya.
Banyaknya gambaran negatif tersebut
tentunya bukan efek dari ilmu matematika, tapi belum sepenuhnya masyarakat
atupun siswa mempelajari matematika secara komprehensip dan esensial. ahkan masih banyaknya masyrakat disekitar kita buat apa mempelajari matematika, toh didunia kerja juga tidak begitu dipakai. Buat apa juga belajar tentang aljabar, kalkulus dan statistika toh di dunia kerja juga jarang dipergunakan.
Terlepas
dari pandangan negatif masyarakat awam tentang matematika, masih banyak juga
pandangan masyarakat awam bahwa indikator tingkat kecerdasan siswa salah
satunya adalah menguasai matematika. Sebagai contoh, ketika seorang anak
mendapatkan nilai yang bagus pada mata pelajaran yang lain, tapi nilai
matematikanya rendah tidak jarang orang memandangnya masih kurang
kecerdasannya. Bahkan dalam sebuah tes-tes untuk emasuki dunia kerja tes
psikologi salah satunya adalah tes matematika dasar. Artinya apa, bahwa
matematika dijadikan tolak ukur untuk mengukur kemampuan seseorang.
Tidak jarang diantara
kita yang sedang menggeleti ilmu, tanpa mengetahui hakekat dari ilmu yang kita
pelajari. Akibatnya, tidak jarang kita memposikan diri kita seperti mesin yang
siap mengerjakan apapun yang diperintah oleh operatornya. Kenapa seperti mesin?
kita terkadang selalu menelan bulat-bulat dan menuruti saja apa yang ditugaskan
oleh guru kita, tanpa menganalisis hakekat dari ilmu yang kita pelajari.
Sehingga tidak jarang, terdapat pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh
seorang anak kenapa ada matematika? buat apa matematika? apa
istimewanya matematika sampai-sampai dipelajari dari SD sampai tingkat
perguruan tinggi? apa sie manfaatnya setelah kita memasuki dunia kerja?
pertanyaan seperti itu muncul mungkin karena siswa tersebut sudah berada pada
titik jenuh dalam mempelajari matematika (meskipun pada setiap pembelajaran
tentunya informasi itu diberi tahu oleh seorang guru). Untuk menepis
anggapan-anggapan negatif dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang muncul
tersebut tentunya pada pembelajaran matematika harus dilakukan secara
komprehensif dengan memahami secara menyeluruh hakekat dan manfaat dari proses
pembelajaran matematika.
Seperti yang
telah disampaikan sebelumnya pada masa-masa lalu dan mungkin juga sampai detik
ini, tidak sedikit orang tua dan orang awam yang beranggapan bahwa matematika
dapat digunakan untuk memprediksi keberhasilan seseorang. Menurut mereka, jika
seorang siswa berhasil mempelajari matematika dengan baik maka ia diprediksi
akan berhasil juga mempelajari mata pelajaran lain. Begitu juga sebaliknya,
seorang anak yang kesulitan mempelajari matematika akan kesulitan juga
mempelajari mata pelajaran lain. Peran penting matematika diakui Cockcroft (Shadiq,
2007) misalnya, yang menulis: “It would
be very difficult – perhaps impossible – to live a normal life in very many
parts of the world in the twentieth century without making use of mathematics
of some kind.” Akan sangat sulit atau tidaklah mungkin bagi seseorang untuk
hidup di bagian bumi ini pada abad ke-20 ini tanpa sedikitpun memanfaatkan
matematika. Sehingga, kemajuan tekhnologi pada saat ini tidak lepas dari
andilnya matematika.
Disamping itu, bagian terpenting dalam
matematika yaitu seseorang akan dapat menyalurkan idea tau gagasan dengan menalar.
Hal tersebut yang menjadi bagian penting kenapa seseoran harus belajar matematika.
Ide yang disampaikan harus dituliskan dengan bahasa yang dapat dimengerti
sehingga dapat dijadikan sebuah pernyataan yang sudah jelas nilai kebenarannya.
Dari pernyataan yang sudah dibuat perlu adanya penyelidikan analsis sehingga
memang benar bahwa pernyataanya bernilai benar. Sehinngga menurut Kitcher
(Fathani, 2009) matematika terdiri atas komponen-komponen: 1) bahasa (language) yang dijalankan oleh para
matematikawan, 2) pernyataan (statement)
yang digunakan oleh para matematikawan, 3) pertanyaa (question) penting yang hingga saat ini belum terpecahkan, 4) alasan
(reasoning) yang digunakan untuk
menjelaskan pertanyaan, dan 5) ide matematika itu sendiri dan bahkan secara
luas matematika dipandang sebagai the
science of pattern.
Matematika merupakan bahasa simbol yang didasarkan atas kesepakatan. Disamping itu aturan-aturan dalam matematika berlaku secara menyeluruh atas dasar kebenaran yang telah disepakati. Disinilah nilai konsistensi matematika tertanam secara mendalam. Tidak satupun orang akan membantah jika sudah menjadi aturan dalam matematika. Nilai inilah yang mungkin dapat tertanam bagi orang yang mempelajari matematika, yang akan selalu konsisten dengan kebenaran dan ketentuan yang telah berlaku. Seseorang akan memegang teguh apa yang telah disepakati bersama dan tidak akan mempergunakan segala macam argumen untuk membantah ketentuan yang telah dibenarkan secara bersama-sama.
Bagian lain bahwa matematika merupakan sebuah pernyataan dari sebuah alur logika. Dengan mempelajari matematika seseorang akan menggunakan logika berpikirnya untuk memebentuk suatu pernyataan matematis yang jelas nilai kebenarannya. Dari pernyataan-pernyataan yang telah dikemukakan memunculkan sebuah perntanyan-pertanyaan yang akan membentuk suatu konjektur yang harus dipecahkan. Dalam kehidupan bermasyarakat ada banyak hal yang akan menjadi tantangan kehidupan. Menggunakan logika berpikir untuk menyelesaikan masalah sangat dibutuhkan. Sadar atau tidak sadar semua dari kita akan menggunakan logika berpikirnya untuk mnyelesaikan masalah yang kita hadapi. Seberapa jauh dan seberapa efektif logika yang kita gunakan, tentunya perlu adanya latihan. Dalam matematika seseorang dapat melatih logika berpikirnya untuk menyelesaikan masalah matematis, sehingga seseorang mampu meningkatkan logika berpikirnya.
Disamping iu, sifat matematika yang teratur dapat dijadikan acuan bagi orang yang mempelajari matematika supaya segala aktifitas yang dilakukan dengan pola yang sudah direncanakan. Hal inilah yang dalam kehidupan sehari-hari yang kita sebut dengan harmoni kehidupan. Harmoni kehidupan akan terjaga dengan baik, jika seseorang sadar akan keutamaan dari keteraturan hidup sehingga tercipta masyarakat yang madani.
Hal tersebutlah yang
menjadikan alasan kuat harus adanya pembelajaran matematika di setiap jenjang
pendidikan yaitu untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan matematisnya bukan
untuk menyelesaikan soal-soal ataupun permasalahan-permasalahan yang ada
didalam matematika saja. Akan tetapi bagaimana siswa mengembangkan kemampuan
berpikirnya untuk menyelesaikan masalah atematika, sehingga kedepannya ketika
sudah terjun dalam masyarakat mereka dapat menggunakan nalarnya untuk
menyelesaikan masalah-masalah di dunia kerjanya.
Untuk mengembangkan
proses berpikir matematis siswa sehingga siswa memahami matematis secara
hakekatnya tentunya pembelajaran matematika harus diarahkan pada pembelajaran
menemukan konsep-konsep matematika dengan doing math melalui sebuah pembelajaran
yang engedepankan pengembangan prinsip-prinsip sosial. Siswa mendiskusikan
ide-ide matematika untuk memecahkan suatu masalah ataupun menyimpulkan suatu
keumuman dari prisnsip-prinsip matematika. Dengan adanya interaksi sosial tersebut
siswa dapat mengungkapkan ide matematikanya dengan teman yang lain sehingga
budaya diskusi dalam pembelajaran makin meningkat.
Gambar diambil dari http://www.medify.co.uk/50-top-ukcat-tips/36-why-is-mathematics-important-for-medicine
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Fathani, Abdul Halim.
2009. Matematika Hakikat & Logika.
Depok: Arruz Media
Shadiq, fajar. 2007.
Artikel: Apa dan Mengapa Matematika Itu
Penting. Yogyakarta: P4TK Matematika
No comments:
Post a Comment
Mohon komentarnya....!