Kemampuan Generalisasi Matematis
Menurut
Sumarmo (1987) generalisasi merupakan proses penalaran yang berdasarkan pada
pemeriksaan hal-hal secukupnya kemudian memperoleh kesimpulan untuk semuanya
atau sebagian besar hal tersebut.
dalam proses pembelajaran ketika dihadapkan pada
suatu masalah matematika dengan memeriksa fakta-fakta dari suatu masalah
tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan dari suatu konsep. Menurut Soekadijo (1999)
berpendapat bahwa penalaran yang menyimpulkan suatu konklusi bersifat umum dari
premis-premis yang berupa preposisi empirik itu disebut generalisasi.
Pierce ( Dahlan, 2004) menyatakan bahwa generalisasi
adalah proses penalaran yang dihasilkan dari pengujian contoh secukupnya menuju
sebuah kesimpulan mengenai semua atau beberapa contoh.Menurut Winkel (Rahman,
2004) generalisasi adalah transfer
belajar yang berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
menangkap struktur pokok, pola dan prinsip-prinsip umum. Artinya bahwa siswa
akan mampu mengadakan generalisasi, yaitu menangkap ciri-ciri atau sifat umum
yang terdapat dari sejumlah hal-hal khusus, apabila siswa telah memiliki
konsep, kaidah, prinsip (kemahiran intelektual) dan siasat-siasat memecahkan
masalah tersebut.
Beradasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan
bahwa generalisasi adalah proses penarikan kesimpulan dengan menangkap struktur
pokok, pola dan prinsip-prinsip umum sehingga didapat keumumannya sesuai dengan
aturan yang melandasinya.
Menurut Soekadijo (1999) generalisasi memuat beberapa
syarat diantaranya adalah: (1) generalisasi harus tidak terbatas secara
numerik, artinya generalisasi tidak boleh terikat kepada jumlah tertentu; (2) generalisasi harus tidak terbatas secara spasio-temporal,
Artinya tidak boleh terbatas dalam ruang dan waktu. Jadi harus berlaku dimana
saja dan kapan saja; (3) generalisasi harus dapat dijadikan dasar pengandaian.
Ward dan Hardgrove (Trisnadi, 2006) mendeskripsikan bahwa
proses generalisasi meliputi: mengobservasi data, membuat hubungan yang
mungkin, dan formulasi konjektur. Sedangkan proses generalisasi matematika
menurut Mason (Rahman, 2004) terdiri dari 4 tahap yaitu:
1.
Tahap perception of generality, pada tahap ini siswa baru sampai pada
tahap mengenal sebuah aturan/ pola. Pada tahap ini siswa juga telah mampu
mempersepsi atau mengidentifikasi pola. Siswa telah mengetahui bahwa masalah
yang disajikan dapat diselesaikan menggunakan aturan/ pola.
2.
Tahap expression of generality, pada tahap ini siswa telah mampu
menggunakan hasil identifikasi pola untuk menentukan struktur/ data/ gambar/
suku berikutnya. Pada tahap ini siswa juga telah mampu menguraikan sebuah
aturan/ pola, baik secara numerik maupun verbal.
3.
Tahap symbolic expression of generality, pada tahap ini siswa telah mampu
menghasilkan sebuah aturan dan pola umum. Selain itu siswa juga telah mampu
memformulasikan keumuman secara simbolis.
4. Tahap manipulation of generality, pada tahap ini siswa telah mampu
menggunakan hasil generalisasi untuk menyelesaikan masalah, dan mampu
menerapkan aturan/ pola yang telah mereka temukan pada berbagai persoalan.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan generalisasi matematis adalah suatu kemampuan menarik kesimpulan
secara umum yang dihasilkan dari pengamatan struktur
pokok, pola dan prinsip-prinsip umum dan contoh-contoh khusus sesuai dengan
aturan yang melandasinya.
Berikut contoh instrumen
kemampuan generalisasi matematis untuk materi segitiga:
1.
Perhatikan
gambar persegi berikut ini:
Pertanyaan:
Jika persegi pada pola ke-2 memiliki luas 100 cm2 ,
tentukan luas persegi pada pola ke-n!
2.
Perhatikan
gambar berikut adalah sebuah segitiga sama sisi yang dibentuk seperti pola-pola
berikut:
Pertanyaan:
a.
Tentukan banyaknya segitiga
sama sisi yang diarsir pada pola ke-n!
b.
Jika diketahui luas segitiga
sama sisi yang diarsir pada pola ke-1 adalah 6 cm2, maka tentukanlah
luas segitiga pada pola ke-n!
Oleh: Samsul Maarif
Referensi
Dahlan,
J.A. (2004). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Pemahaman Matematika Siswa
Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SLTP) Melalui Pendekatan Pembelajaran
Open-Ended. Disertasi S.Ps. UPI: Tidak Diterbitkan.
Rahman,
A. (2004). Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman dan Kemampuan Generalisasi Siswa SMA melalui pembelajaran Berbalik.Tesis S.Ps. UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Sumarmo, U. (1987). Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika
Siswa Dikaitkan dengan Kemampuan Penalaran Logik Siswa dan Beberapa Unsur
Proses Belajar Mengajar. Disertasi S.Ps. UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Trisnadi, A. (2006). Meningkatkan Pemahaman dan Generalisasi
Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Pembelajaran Pertemuan
Terbimbing dalam Kelompok. Tesis S.Ps. UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Soekadijo, G.R. (1999). Logika Dasar Tradisional, Simbolik dan
Induktif. Jakarta: Gramedia.
No comments:
Post a Comment
Mohon komentarnya....!